-
Respons : Jurnal Etika SosialVol 24 No 01 (2019)
Dialog merupakan praksis kehidupan sehari-hari: kehidupan ke- luarga ditandai oleh dialog antara orang tua dan anak; pendidikan di sekolah-sekolah ditandai oleh dialog antara guru dan murid; pekerjaan di kantor ditandai oleh dialog antara majikan dan bawahan; kehidupan agama ditandai oleh dialog antara imam dan umat; dan kehidupan politik ditandai oleh dialog antara para politisi dan pengikut-pengikutnya. Karena itu, konfrontasi, konflik, dan pertengkaran mestinya dapat diatas dengan dialog, betapa pun sulitnya. Melalui dialog kelompok-kelompok yang berbeda kedudukan dan peranan dapat menyatukan diri satu sama lain.
-
Jurnal Etika Respons
Vol 21 No 01 (2016)Etika keutamaan, seperti yang menjadi pendirian Aristoteles, menekankan
pengembangan diri. Manusia yang benar dan baik diukur menurut keutamaan yang
dimiliki. Ada banyak keutamaan, tetapi yang terpokok ialah kebijaksanaan dalam
arti phronēsis. Orang yang memiliki phronēsis bertindak menurut pertimbangan
yang bijaksana dan berorientasi pada apa yang benar dan baik bagi manusia. Artikel
ini berusaha melakukan eksplisitasi bahwa arah pendidikan nasional pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah menekankan dan fokus pada etika keutamaan,
yaitu pembentukan karakter atau watak peserta didik. Pengetahuan (kognitif ) dan
keterampilan praktis (psikomotorik) mendapatkan coraknya dari karakter. Sama
halnya dengan kebijaksanaan praktis (phronēsis) dalam ajaran Aristoteles, karakter
hanya bisa dibentuk melalui pembiasaan bertindak atau berperilaku. Dalam konteks
ini pendidikan nilai dan pendidikan moral menemukan jalannya.