MANASA https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa <p>Manasa publishes papers that focus on understanding of human behavior as individuals and groups which include in any organization/school/community settings in regard to their personality, emotions, cognition, behavior, and any other psychological aspects and processes, ranging from children, adolescents, adults, to the elderly. In particular papers that are relevant with current issues of urban areas, marginal, and multi-cultural groups in society within the Indonesian context.</p> Faculty of Psychology, Atma Jaya Catholic University of Indonesia en-US MANASA 0216-6860 ALAT UKUR SENSE OF COMMUNITY PADA GENERASI Z DI GEREJA KRISTEN JAWA https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4876 <p>Salah satu fenomena yang dijumpai pada generasi Z ialah tidak mau terikat pada lembaga keagamaan tertentu termasuk gereja. Sejatinya, dalam dogma gereja, bersekutu adalah kemestian. Pengukuran psikologis sangat diperlukan untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat <em>sense of community</em> generasi Z dalam hidup menggereja. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan menguji elemen-elemen psikometris alat ukur <em>sense of community</em> anak muda usia 15-25 tahun yang bergereja di Gereja Kristen Jawa daerah Jakarta dan sekitarnya. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 160 partisipan dengan teknik pengambilan sample melalui <em>convenience sampling. </em>Penelitian dilakukan dua tahap. Tahap pertama meliputi penulisan butir item dan evaluasi atas butir-butir tersebut, tahap kedua memuat pengujian-pengujian psikometri alat ukur. Tahap pertama melibatkan <em>expert judgment</em> untuk mengevaluasi kesesuaian butir item dengan dimensi dan konstruksnya dan melibatkan partisipan untuk uji statistik analisis item. Tahap kedua menguji validitas dan reliabilitas alat ukur, serta menyusun norma alat ukur. Pada tahap uji analisis item, peneliti melibatkan 60 partisipan. Sementara untuk tahap kedua melibatkan 100 partisipan. Pada uji butir item dengan menggunakan metode CVI (I-CVI dan S-CVI) dan <em>item-rest correlation</em> ditemukan 35 butir mewakili dimensi dan konstruk alat ukur. Uji validitas dengan menerapkan metode <em>confirmatory factor analysis</em> menunjukkan bahwa struktur alat ukur fit dengan data lapangan. Uji reliabilitas dengan menggunakan <em>Cronbach’s Alpha</em> menunjukkan alat ukur reliabel dengan koefisien sebesar 0.930. Norma disusun dengan menggunakan metode <em>within-group norma</em> berdasarkan persentil untuk membentuk lima kategori dari rendah hingga sangat tinggi.</p> Arya Triyudanto angela oktavia suryani Laura F. N. Sudarnoto Copyright (c) 2024 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4876 Gambaran Psychological Well-Being Pada Mahasiswa Tahun Pertama Asal Indonesia yang Berkuliah Jenjang Sarjana di Belanda https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4159 <p>Kebanyakan pelajar mempertimbangkan untuk melanjutkan studi di luar negeri sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas diri. Jumlah pelajar internasional yang berasal dari Asia di Belanda meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengirimkan mahasiswa terbanyak ke Belanda. Meskipun demikian, berkuliah di luar negeri bukanlah suatu hal yang mudah untuk dijalani mengingat adanya tantangan tersendiri. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran PWB mahasiswa tahun pertama asal Indonesia yang sedang berkuliah jenjang sarjana di Belanda. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif fenomenologi. Metode pengambilan data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur yang dilakukan pada tiga partisipan berjenis kelamin perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi yang lebih menonjol dalam diri partisipan adalah <em>self-acceptance </em>dan <em>positive relationship with others. </em>Kondisi psikologis yang kurang baik disebabkan oleh adanya hambatan dan kesulitan selama masa penyesuaian sebagai mahasiswa internasional dalam bidang akademis dan non-akademis seperti mengelola kehidupan sehari-hari, kehidupan sosial, dan kegiatan lainnya diluar akademis.</p> Audrey Wijaya Nanda Rossalia Copyright (c) 2023 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4159 KARAKTERISTIK KOMITMEN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI MUSLIM DENGAN KONDISI INFERTILITAS (USIA PERNIKAHAN 5-21 TAHUN) https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4812 <p>This study aim is to find out about the commitment and characteristic of married couples who experience infertility. Nowadays, getting married and producing offspring is still a social demand in society. This also still happening in Indonesia. As the country with the largest Muslim population in the world, many people decide to get married for religious and hereditary reasons. Unfortunately, not everyone can easily produce offspring after marriage. For people who experience infertility, the demand to have children able to trigger conflicts in their domestic life. In addition, the psychological dynamics that occur are often not easy to deal with, while trying to produce offspring. To get through this experience, couples need strong commitment. Types of commitment are divided into personal, moral, and structural commitments. This study is a descriptive qualitative study involving four married couples with a marriage age of 5-21 years. The data collection technique was conducted by semi-structured interviews. The results showed that all three aspects of commitment appeared in the participants, namely personal, moral, and structural commitment. Additional research results also revealed that aspects of religiosity played a role in generating commitment to maintain marriage in four pairs of participants.</p> <p>&nbsp;</p> <p><strong>Keywords</strong>: &nbsp;married couples, infertility, commitment, offspring.</p> Dwita Putri Mahardika Adi Ganjar Copyright (c) 2023 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4812 SELF-COMPASSION AND PSYCHOLOGICAL WELL-BEING AMONG EMPLOYEES IN COMPANIES IMPLEMENTING LAYOFFS https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4872 <p><span class="TextRun SCXW127136292 BCX8" lang="EN-ID" xml:lang="EN-ID" data-contrast="none"><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8">The COVID-19 pandemic has led to mass layoffs in companies worldwide, including Indonesia, which has been further </span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8">exacerbated</span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8"> by the global recession in 2023. These mass layoffs not only </span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8">impact</span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8"> the mental well-being of affected employees but also the psychological state of those still employed in related companies. </span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8">Previous</span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8"> studies have shown that the uncertain employment situation creates feelings of worry, demotivation, difficulty sleeping, and unexplained anger. This study focuses on the importance of self-compassion, which encourages individuals to accept their imperfections and negative emotions without drowning in them. The research using Spearman’s correlation, conducted in Jakarta with a sample size of 101 active employees whose companies have recently carried out mass layoffs, found a significant positive relationship between self-compassion and psychological well-being of employees in companies that have </span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8">terminated</span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8"> employment (r = 0.821, p &lt; 0.05). The study suggests that self-compassion can be an adaptive strategy to promote well-being and positive psychological functioning during </span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8">difficult times</span><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8">. Further research could explore different data collection techniques and study subject</span></span><span class="TextRun SCXW127136292 BCX8" lang="EN-ID" xml:lang="EN-ID" data-contrast="none"><span class="NormalTextRun SCXW127136292 BCX8">s.</span></span><span class="EOP SCXW127136292 BCX8" data-ccp-props="{&quot;201341983&quot;:0,&quot;335551550&quot;:6,&quot;335551620&quot;:6,&quot;335559739&quot;:0,&quot;335559740&quot;:240}">&nbsp;</span></p> Elisye Canaya Prameswariputri Presantoro Esther Muliana Kembaren Copyright (c) 2024 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4872 Pengaruh Preferensi Bentuk Kuesioner dan Familiaritas Internet terhadap Konsistens Respon pada Mahasiswa Unika Atma Jaya https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4875 <p>Kuesioner <em>online</em> memiliki potensi besar untuk digunakan dalam berbagai penelitian terutama pada masyarakat yang sudah akrab dengan internet. Namun terdapat perbedaan pandangan mengenai akurasi data yang dihasilkan melalui kuesioner <em>online</em> dibandingkan kuesioner <em>offline</em>. Berdasarkan <em>theory of survey satisficing</em>, akurasi data kuesioner tergantung seberapa besar motivasi partisipan dalam mengerjakan pertanyaan dalam kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh preferensi bentuk kuesioner dan familiaritas internet terhadap konsistensi respon pada mahasiswa Unika Atma Jaya.</p> <p>Penelitian menggunakan 2 X 2 <em>randomized factorial design</em> dengan sampel sebesar 160 mahasiswa aktif Unika Atma Jaya yang diperoleh melalui <em>quota sampling</em>. Data dianalisis dengan <em>2-way analysis of variance</em>.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika tanpa memperhatikan bentuk kuesioner <em>online</em> atau <em>offline</em>, maka tidak terdapat pengaruh preferensi bentuk kuesioner dan familiaritas internet terhadap konsistensi respon. Namun hasil yang menarik jika memperhatikan bentuk kuesioner yang dihadapi partisipan. Pada pengerjaan kuesioner <em>online</em>, kesesuaian preferensi partisipan mempengaruhi konsistensi respon; sedangkan pada pengerjaan kuesioner <em>offline</em>, kesesuaian preferensi partispan tidak mempengaruhi konsistensi respon. Hal ini mengindikasikan proses <em>satisficing</em> terjadi pada partisipan yang ‘terpaksa’ mengerjakan kuesioner <em>online</em> saja, tidak pada pengerjaan kuesioner <em>offline</em>.</p> Ferdinand Prawiro Hardianto Copyright (c) 2024 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4875 DIFFERENCES IN ASSERTIVE COMMUNICATION OF YOUNG ADULTS WITH FOUR DIFFERENT TYPES OF PARENTING IN JABODETABEK https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4744 <p>Hubungan dalam keluarga merupakan faktor penting dalam perkembangan individu. Pada saat individu memasuki masa dewasa muda, dibutuhkan kemampuan untuk melakukan komunikasi secara asertif guna beradaptasi menghadapi lingkungan yang baru. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi asertif dewasa muda dilihat dari jenis pola asuh orang tuanya.</p> <p>Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan uji Kruskall-Wallis. Partisipan penelitian ini berjumlah 147 orang. Peneliti membuat alat ukur yang mengacu pada teori pola asuh orang tua dari Baumrind (1971) dan alat ukur <em>Functional Assertiveness Scale </em>(FAS) oleh Mitamura (2017). Populasi dalam penelitian ini adalah dewasa muda usia 20 sampai 39 tahun yang berdomisili di Jabodetabek. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik <em>convenience sampling. </em></p> <p>Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada kemampuan komunikasi asertif dewasa muda di Jabodetabek ditinjau dari jenis pola asuh orang tuanya. Pada penelitian ini ditemukan skor cukup tinggi pada kemampuan komunikasi asertif dewasa muda di Jabodetabek. Selain itu, ditemukan bahwa laki-laki memiliki kemampuan berkomunikasi asertif lebih tinggi dibandingkan perempuan melalui metode nonparametrik <em>Mann-Whitney U Test</em>. Saran penelitian ini adalah meneliti dewasa muda di luar Jabodetabek. Hal ini karena dugaan terkait nilai budaya <em>conformity</em> atau kepatuhan yang lebih tinggi pada wilayah rural di Indonesia.</p> Janice Margaretha Purwanti Aireen Rhammy Kinara Aisyah Copyright (c) 2023 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4744 Gambaran State, Trait, Ekspresi Dan Kontrol Marah Pada Individu Emerging Adulthood Yang Melakukan Non-Suicidal Self-Injury https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4816 <p>Non-Suicidal Self Injury (NSSI) is self-harming behavior carried out without suicidal thoughts. NSSI behavior can be motivated by expressing unbearable and difficult emotions. One of these emotions is the emotion of anger, which is often associated with aggressive behavior, both towards other people and towards oneself. Spielberger (1988) explained anger from various sides, such as from perspective, which looks at the situation (state), personality traits (trait), expression, and control. This study aims to determine the description of the state, traits, expression, and control of anger in emerging adulthood individuals who commit non-suicidal self-injury. To be specific, this study uses descriptive quantitative methods. In collecting data, this study used the STAXI-2 and NSSI-AT measuring instruments. The data analysis technique used is the descriptive analysis method. The sample criteria for this study were 74 participants aged 18-25 years who carried out NSSI in Indonesia. The study results showed that the NSSI behavior did not describe the full intensity of the anger experienced. Individuals who engage in NSSI have feelings of anger stronger than those expressed physically. Apart from that, individuals who engage in NSSI also tend to suppress their anger and try to calm themselves in a situation that provokes their anger. Based on the result, we recommend that further research includes other variables related to feelings of anger and NSSI.</p> Joy Latumahina Zahrasari Lukita Dewi Copyright (c) 2023 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4816 PREDIKSI SELF-COMPASSION TERHADAP PSYCHOLOGICAL DISTRESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENYUSUN SKRIPSI https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4800 <p>College students are required to complete their final thesis during their last year of study. While working on their thesis, students encounter various challenges such as finding a suitable title, limited reading sources, time constraints, and other obstacles. These challenges contribute to psychological distress among students. If students are unable to overcome distress, problems could arise, such as sleep difficulties, decreased self-esteem, neglect of self-care, and even suicidal tendencies. Hence, self-compassion is essential in overcoming psychological distress. Final year students require self-compassion to face their challenges and maintain emotional balance. This study aims to see the role of self-compassion in predicting psychological distress among final year students who are working on their thesis.&nbsp;The method used in this research is quantitative method. Convenience sampling was utilized to select a total of three hundred and eleven final year students for the study. Participants filled out the Self-Compassion Scale and Kessler Psychological Distress Scale. Data is then analyzed by simple linear regression model. Results show that self-compassion can significantly predict psychological distress in final year students working on their thesis. Further test results revealed that there is a significant negative correlation between the five aspects of self-compassion with psychological distress. The implications of this research suggests self-compassion can serve as a coping and emotional regulation strategy for final year students working on their thesis. As a result, mental health practitioners can develop interventions based on self-compassion tailored for those students.</p> Shalvyne Regina Vanessa Flaviana Rinta Ferdian Copyright (c) 2023 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4800 KONSTRUKSI IDENTITAS PADA INDIVIDU YANG MEMILIKI LEBIH DARI SATU INSTAGRAM https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4913 <p><em>This research aims to understand how identity is constructed in individuals who have more than one Instagram account. The study employs a qualitative approach, and data collection is carried out by involving 10 informants through online semi-structured interviews. The collected data is analyzed using narrative analysis methods. Based on the analysis results, five themes are identified that demonstrate the identity construction of individuals on their Instagram accounts: 1) Feelings of insecurity; 2) Anticipatory anxiety; 3) Self-image as public identity; 4) Limitations of private identity; and 5) Existential anxiety in community space. Informants position themselves as individuals who feel insecure and strive to overcome anticipatory anxiety. These two themes are further related to the informants' public identity that portrays their self-image and their attempts to limit their private identity. The formation of public and private identities by informants also serves as an effort to address informants' existential anxiety within the community space.</em></p> <p>&nbsp;</p> Veronica Dinda Sekar Kristanti Albertus Harimurti Copyright (c) 2024 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4913 Gambaran Self-Compassion pada Pasien Kanker Dewasa Muda dan Dewasa Madya https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/Manasa/article/view/4802 <p>&nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; &nbsp; Memperoleh diagnosis kanker pada usia dewasa merupakan suatu perjuangan bertahan hidup yang berat dan penuh tantangan. Pasalnya, orang dewasa yang terdiagnosis kanker mempunyai stresor ganda berupa penyelesaian isu psikososial dan kanker itu sendiri. Pada dewasa muda, kanker menghambat aspek psikososial yang penting seperti pekerjaan dan pendidikan. Pada dewasa madya, kanker menghambat sikap penerimaan terhadap keadaan kesehatan yang mulai menurun. Perubahan yang disebabkan kanker menimbulkan permasalahan psikologis seperti depresi, cemas, dan stres. <em>Self-compassion</em> dapat menjadi faktor protektif bagi pasien kanker. Komponen <em>self-kindness</em> membantu pasien menghadapi tantangan psikososial dan keterbatasan yang disebabkan kanker, komponen <em>common humanity</em> membantu menjauhkan pasien dari perasaan isolasi, dan komponen <em>mindfulness</em> membantu mengurangi perasaan cemas dan depresi. Tujuan penelitian yaitu menggambarkan <em>self-compassion</em> pada pasien kanker dewasa muda dan dewasa madya.</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan terhadap pasien kanker berusia 20–60 tahun dan dipilih dengan metode <em>convenience sampling</em>. Sebanyak dua orang dewasa muda dan satu orang dewasa madya menyatakan kesediaan untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara daring dan hasilnya dianalisis dengan teknik analisis tematik.</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan bahwa <em>self-compassion</em> diekspresikan melalui beberapa cara. <em>Self-kindness</em> ditunjukkan dengan memberikan pesan-pesan positif kepada diri dan tetap berusaha membuat diri senang, <em>common humanity</em> ditunjukkan dengan menyadari adanya pasien kanker lain dan memandang kondisi hidup dari perspektif yang lebih luas, dan <em>mindfulness</em> ditunjukkan dengan melakukan berbagai strategi koping untuk menghindari ruminasi.</p> Winsen Gandapriatna Maria Tri Warmiyati Copyright (c) 2023 MANASA http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2024-01-25 2024-01-25 12 2 10.25170/manasa.v12i2.4802