Damianus Journal of Medicine https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus <div> <p>Damianus Journal of Medicine (DJM) is a scientific medical journal presenting the latest updates in medical and health research. <br>DJM had been published since 2002 by the School of Medicine and Health Sciences - Atma Jaya Catholic University of Indonesia.</p> <p>Damianus Journal of Medicine has been accredited&nbsp;<strong>Sinta 3</strong>&nbsp;on December 27th, 2021, by the <strong>Ministry of Research, Technology, and Higher Education&nbsp;Republic of Indonesia</strong> as an academic journal in <strong>Director Decree (SK Dirjen) No. 164/E/KPT/2021.</strong><br>It is now published three times per year, every April, August, and December.</p> <p>The editorial team invites researchers, practitioners, and students to write scientific developments in fields related to medicine and health.</p> </div> en-US yuda.turana@atmajaya.ac.id (Yuda Turana) veronika.maria@atmajaya.ac.id (Veronika Maria Sidharta) Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 OJS 3.3.0.13 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Hubungan pengetahuan dengan perilaku penggunaan multivitamin pada peserta seleksi bintara tenaga kesehatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4147 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Multivitamin berguna dalam meningkatkan, memperbaiki dan memelihara kesehatan. Selain itu multivitamin juga memiliki efek fisiologis serta berguna untuk memenuhi kebutuhan gizi. Penggunaan multivitamin harus sesuai dengan aturan pakai guna mencegah efek samping yang tidak diinginkan. Tahap awal seleksi bintara tenaga kesehatan TNI AU adalah tes samapta. Tes samapta jasmani merupakan alat untuk mengukur kemampuan kondisi atau kebugaran jasmani. Tes samapta merupakan tes untuk kebugaran jasmani sehingga para peserta seleksi banyak yang mengonsumsi multivitamin untuk menjaga stamina tubuh selama mengikuti tes samapta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku terhadap penggunaan multivitamin pada peserta seleksi bintara tenaga kesehatan TNI AU.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian deskriptif analitik ini mengumpulkan data dengan menggunakan survei, pengambilan sampel menggunakan teknik <em>non propability sampling</em> dengan pendekatan <em>total sampling</em>. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 35 dan dilakukan uji statistis, yaitu dengan menggunakan uji <em>Chi-squar</em><em>e</em>.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil analisis dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan kategori baik 37,1% dan cukup sebanyak 62,9%. Adapun perilaku yang tergolong baik sebanyak 17,1% dan cukup sebanyak 82,9%. Hasil uji analisis menyatakan bahwa nilai signifikansi berjumlah 0,039 (&lt;0,05) yang berarti terdapat adanya pengaruh antara pengetahuan pada perilaku.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku. <strong>Kata Kunci: </strong>bintara, multivitamin, pengetahuan, perilaku, tenaga kesehatan</p> Febriana Astuti, Rafiastiana Capritasari, Mintoro Sumego Copyright (c) 2024 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4147 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Risiko telogen effluvium pada pasien pasca-COVID-19 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4324 <p><strong>Pendahuluan: </strong><em>Novel coronavirus disease</em> (COVID-19) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh <em>severe acute respiratory syndrome coronavirus 2</em> (SARS-CoV-2). Salah satu contoh gejala pasca-COVID adalah kerontokan rambut (telogen effluvium). Oleh karena itu COVID-19 banyak dikaitkan dengan kejadian telogen effluvium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara kejadian pasca-infeksi COVID-19 dengan telogen effluvium pada pasien Klinik Sukma.</p> <p><strong>Metode: </strong>Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah <em>chi-square</em> dengan cara membagikan kuesioner dan melakukan <em>pull test</em>. Sampel diambil secara <em>consecutive sampling</em>, kemudian dianalisis menggunakan <em>Pearson’s chi-square </em>dengan<em> Yates’ correction</em>.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Jumlah pasien pasca-COVID-19 dengan kejadian rambut rontok sebesar 35 (55,6%). Tidak dapat hubungan yang bermakna secara statistik antara infeksi COVID-19 dengan kejadian rambut rontok (p=0,471). Namun demikian, orang yang terinfeksi COVID-19 berisiko 1,2 kali lebih besar untuk mengalami kerontokan rambut.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Dapat disimpulkan bahwa pasien pasca-COVID-19 berisiko terkena telogen effluvium dan dibutuhkan analisis multivariat pada variabel faktor lainnya.<strong> </strong></p> Anggita Tamaro, Sukmawati Tansil Tan Copyright (c) 2024 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4324 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Variasi ukuran partikel pada ekstraksi biji alpukat (Persea americana Mill.) dan efektivitasnya terhadap penurunan kadar trigliserida pada tikus hiperlipidemia https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4333 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Biji buah alpukat memiliki zat aktif yang dapat menurunkan kadar trigliserida. Pemanfaatan biji buah alpukat sebagai obat penurun kadar trigliserida masih memiliki potensial yang perlu dikembangkan untuk menjadi salah obat herbal yang alternatif.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian eksperimental dilakukan terhadap tikus Sprague Dawley, tikus diberikan sediaan propylthiouracil (PTU) selama 14 hari untuk mencapai kondisi hiperlipidemia yang dibagi ke dalam 2 kelompok intervensi. Kelompok pertama diberikan ekstrak biji alpukat yang diekstraksi dengan metode remaserasi dari biji alpukat yang digerus selama 15 menit dan kelompok kedua digerus selama 30 menit. Ukuran partikel didapatkan dari rata-rata diameter 10 partikel biji alpukat secara acak dari setiap variasi waktu penggerusan. Kadar trigliserida dalam darah tikus diukur setelah 14 hari pemberian PTU dan diukur lagi setelah 7 hari, dan 14 hari pemberian ekstrak biji alpukat. Analisis data menggunakan uji <em>paired t-test dan unpaired t-test.</em></p> <p><strong>Hasil: </strong>Rata-rata ukuran partikel biji alpukat pada kelompok 1 sebesar 27,03 µm dan kelompok 2 sebesar 13,50 µm Pemberian ekstrak biji alpukat mampu menurunkan kadar trigliserida secara signifikan dari hari 0-7, hari 0-14, dan hari 7-14 pada kelompok 1 (p&lt;0,05). Hal yang sama ditemukan pada kelompok 2 (p&lt;0,05) selain dari hari 7-14 (p&gt;0,05). Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dalam penurunan trigliserida pada kelompok pertama dan kedua (p&gt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Pemberian ekstrak biji alpukat dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus. Perbedaan waktu penggerusan dan ukuran biji alpukat yang diekstraksi tidak memengaruhi efektivitas dalam penurunan kadar trigliserida.</p> <p> </p> Jojor Lamsihar Manalu, Billy Sukendar, Zita Arieselia, Rita Dewi, Yulia Tanti Narwati Copyright (c) 2024 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4333 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Hubungan kualitas tidur dengan kejadian astenopia pada mahasiswa kedokteran https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4591 <p> </p> <p><strong>Pendahuluan: </strong>Astenopia atau yang dikenal dengan mata lelah merupakan kelelahan okular atau ketegangan yang terjadi pada mata akibat penggunaan otot mata secara berlebih. Banyak faktor yang dapat memengaruhi astenopia salah satunya adalah kualitas tidur. Jika seorang individu mengalami gangguan tidur, hal tersebut dapat mengakibatkan seseorang mudah lelah, salah satunya berefek pada mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kualitas tidur dengan kejadian astenopia pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dengan total 70 responden mahasiswa preklinik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan dilakukan secara <em>Stratified Random Sampling</em>. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner <em>Pittsburg Sleep Quality Index</em> dan <em>17-item Asthenopia Survey Questionnaire</em>. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang tidak bermakna antara kualitas tidur dengan astenopia dengan nilai p sebesar 0,076.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Tidak terdapat hubungan kualitas tidur dengan kejadian astenopia pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.</p> Renalta Yunita, Tommy Nugroho Tanumihardja, Cisca Kuswidyati Copyright (c) 2024 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4591 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Hubungan posisi dan durasi duduk terhadap nyeri otot pada mahasiswa kedokteran https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4048 <p><strong>Pendahuluan:</strong> Mahasiswa fakultas kedokteran menghabiskan banyak waktu untuk belajar. Dengan meningkatnya durasi duduk dan posisi duduk yang tidak ergonomis maka akan menyebabkan masalah nyeri otot. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan durasi duduk dan posisi duduk dengan nyeri otot pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ.</p> <p><strong>Metode: </strong>Penelitian analitik <em>cross sectional </em>yang dilakukan pada 352 mahasiswa preklinik FKIK UAJ Angkatan 2020-2022. Penilaian nyeri otot menggunakan kuesioner <em>Nordic Body Map </em>(NBM). Penilaian durasi dan jenis posisi duduk menggunakan SLUMPQ yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Analisis data menggunakan uji <em>c</em><em>hi-square</em></p> <p><strong>Hasil: </strong>Didapatkan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (70,5%), indeks massa tubuh normal (64,5%), durasi duduk ≥3 jam/hari (82,4%), dan duduk dengan posisi duduk 1 (leher netral menatap lurus ke depan layar laptop). Sebanyak 243 responden memiliki keluhan nyeri otot (69%) dengan paling banyak pada bagian punggung (61,1%), bawah leher (56,8%), pinggang (54,5%), dan atas leher (51,7%). Hasil analisis bivariat terhadap variabel nyeri otot mendapatkan adanya hubungan yang bermakna dengan jenis kelamin (p=0,000), durasi duduk (p=0,027), posisi duduk 1 (p=0,003), posisi duduk 2 (p=0,001), dan posisi duduk 5 (p=0,007).</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Mahasiswa preklinik FKIK UAJ mayoritas duduk dengan posisi leher menatap lurus ke depan layar laptop (76,4%), duduk dengan rata-rata durasi 6,2 jam/hari, dan terdapat adanya hubungan yang bermakna antara durasi duduk dan posisi duduk 2,3, dan 5 terhadap nyeri otot.</p> Alvin Sunjaya, Poppy Kristina Sasmita Copyright (c) 2024 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4048 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Hubungan konsumsi kafein dengan gangguan tidur pada mahasiswa preklinik https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/3610 <p><strong>Pendahuluan:</strong> Gangguan tidur adalah beberapa kondisi yang mengganggu pola tidur normal dan dapat terjadi pada semua orang termasuk mahasiswa Kedokteran. Gangguan tidur dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, penurunan kemampuan bekerja dan penurunan performa akademik. Namun mahasiswa mengonsumsi kafein untuk meningkatkan performa dalam belajar maupun bekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsumsi kafein dengan gangguan tidur pada mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FKIK UAJ).</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian deskriptif analitik dengan metode potong lintang terhadap 386 mahasiswa preklinik FKIK UAJ. Kriteria inklusi berupa mahasiswa preklinik yang masih aktif di FKIK UAJ, bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner dengan lengkap. Kriteria eksklusi berupa mahasiswa yang memiliki kondisi kesehatan fisik tertentu yang menyebabkan gangguan tidur, mahasiswa yang memiliki gangguan kecemasan yang mengganggu tidur, dan konsumsi kafein &gt;400mg. Gangguan tidur diukur menggunakan kuesioner <em>Pittsburgh Sleep Quality Index</em> (PSQI) dan konsumsi kafein diukur menggunakan <em>modified Caffeine Consumption Questionnaire</em> (CCQ). Analisis data dilakukan dengan uji <em>c</em><em>hi-square</em>.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Berdasarkan 386 responden, terdapat 21,5% yang mengalami gangguan tidur dan 43,52% yang mengonsumsi kafein. Hasil analisis dengan uji <em>c</em><em>hi-square</em> menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi kafein dengan gangguan tidur (p&lt;0,05).</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi kafein dengan gangguan tidur pada mahasiswa preklinik FKIK UAJ.</p> Ecie Budiyanti, Mayckel Joey Wijaya Copyright (c) 2024 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/3610 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Hubungan strategi koping dengan stres dan kualitas tidur pada mahasiswa kedokteran https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/3099 <p><strong>Pendahuluan</strong><strong>:</strong> Stres dan kualitas tidur yang buruk di kalangan mahasiswa kedokteran lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa prodi lainnya. Hal ini perlu dikelola dengan strategi koping yang tepat. Penggunaan strategi koping yang tidak tepat akan berdampak negatif pada kesehatan baik secara fisik maupun mental dan prestasi akademik. Para mahasiswa, khususnya mahasiswa kedokteran, perlu mengetahui cara koping yang tepat untuk mengatasi stres sehingga dapat memiliki kualitas tidur yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan strategi koping dengan stres dan kualitas tidur pada mahasiswa FKIK UAJ angkatan 2018-2020.</p> <p><strong>Metode:</strong> Studi potong-lintang dilakukan kepada 189 mahasiswa kedokteran FKIK UAJ angkatan 2018-2020 yang tidak memiliki gangguan tidur. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner <em>Depression Anxiety Stress Scale</em> (DASS-42), BRIEF COPE, dan <em>Pittsburgh Sleep Quality Index</em> (PSQI). Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman dan regresi logistik.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Terdapat 22,2% mahasiswa kedokteran yang mengalami stres dan 43,9% mahasiswa kedokteran yang mengalami kualitas tidur yang buruk. <em>Emotion-focused</em> <em>coping</em> merupakan strategi koping yang sering digunakan oleh mahasiswa kedokteran di FKIK UAJ. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan kualitas tidur (r=0,48, p&lt;0,001), stres dengan <em>dysfunctional coping </em>(r=0,44, p&lt;0,001)<em>, dysfunctional coping </em>dengan kualitas tidur (r=0,29, p&lt;0,001). Melihat efek strategi koping dan stres terhadap kualitas tidur menggunakan regresi logistik dengan model signifikan secara statistik (x<sup>2</sup>(184)=38,59, p&lt;0,001). Didapatkan hasil bahwa meningkatnya stres (OR=1,10, p&lt;0,001) dan penggunaan <em>dysfunctional coping </em>(OR=1,12, p&lt;0,05) dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan kualitas tidur yang buruk.</p> <p><strong>Si</strong><strong>mpulan: </strong>Tingkat keparahan stres memiliki hubungan dengan kualitas tidur. Stres dan <em>dysfunctional coping</em> menjadi prediktor untuk kualitas tidur yang buruk.</p> Patricia Tanamas, Astri Parawita Ayu, Ana Lucia Ekowati, Eva Suryani Copyright (c) 2024 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/3099 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Efektivitas penggunaan vitamin B12 dalam terapi nyeri punggung bawah https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4394 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan kondisi nyeri tubuh yang sering dialami oleh manusia yang dapat disebabkan oleh cedera otot atau ligamen. Keadaan nyeri pada punggung bawah biasanya disebabkan oleh cedera mekanik, neurogenik, ataupun penyakit peradangan sistemik. Hingga saat ini terdapat berbagai pilihan modalitas terapi NPB. Tinjauan Pustaka ini ditulis untuk mengevaluasi pemberian vitamin B12 sebagai terapi pada pasien NPB.</p> <p><strong>Metode: </strong>Tinjauan pustaka sistematik dilakukan dengan cara pencarian literatur yang bersumber dari Pubmed, Proquest, dan Google Cendekia.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Terdapat 3 studi dari berbagai negara yang memenuhi kriteria inklusi. Ketiga studi tersebut menunjukkan pemberian vitamin B12 dalam berbagai sediaan menurunkan skala nyeri visual pada pasien NPB.</p> <p><strong>Simpulan: </strong>Vitamin B12 memiliki potensi sebagai salah satu modalitas terapi pada pasien NPB.</p> Guntur Darmawan, Claresta Gianina, Lie Monica Sherine Liman, Hartanto Hartanto Copyright (c) 2024 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/4394 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Hipertensi dalam kehamilan https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/3468 <p><strong>Pendahuluan:</strong> Hipertensi dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan utama pada wanita hamil dan bayi. Insidensi hipertensi dalam kehamilan terus terjadi peningkatan meskipun telah meningkatnya kualitas perawatan prenatal. Akan tetapi, patofisiologi terjadinya hipertensi dalam kehamilan belum diketahui pasti dan merupakan penyakit yang multifaktorial. Sampai saat ini belum ada cara untuk mencegah hipertensi dalam kehamilan.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kondisi hipertensi dalam kehamilan, tata laksana, dan komplikasinya.</p> <p><strong>Metode: </strong>Makalah ini disusun menggunakan metode tinjauan narasi sebagai bagian dari studi pustaka.</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Diagnosis dini dan tata laksana yang bijak merupakan kunci dalam menurunkan risiko komplikasi hipertensi baik pada ibu maupun bayi.</p> Maria Riastuti Iryaningrum, Angelina Yuwono, Alius Cahyadi Copyright (c) 2023 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/3468 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100 Gambaran kehamilan ektopik pada magnetic resonance imaging https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/3338 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Kehamilan ektopik (KE) adalah kehamilan dengan letak implantasi di luar kavum uterus. Diagnosis KE ditegakkan melalui tes urin, ultrasonografi, penilaian level β-hCG, dan kuretase. Ultrasonografi transvaginal adalah modalitas imejing terpilih, meskipun pada beberapa kondisi, sulit menentukan antara kehamilan awal atau KE melalui Ultrasonografi transvaginal. Pada KE dapat terjadi juga beberapa gambaran kelainan di intra-uterus/endometrium.</p> <p><strong>Kasus:</strong> Seorang wanita 32 tahun dengan riwayat kehamilan ektopik 2 kali sebelum dan sekarang dengan periode menstruasi terlambat 2 bulan. Tes kehamilan positif dengan kadar β-hCG 24,411 mIU/ml. Pasien menjalani TVU dan dicurigai adanya massa intra uterin tanpa ditemukan struktur kantung gestasi (GS). Pasien diduga menderita <em>gestational trophoblastic disease</em> (GTD) karena pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes kehamilan positif dan peningkatan kadar β-hCG, dan USG tidak menunjukkan adanya GS intra/ekstra kavum uteri. Pasien menjalani MR pelvis dengan hasil dicurigai adanya kantung kehamilan di adneksa kiri dan menunjukkan perubahan endometrium yang menyerupai lesi massa. Pasien menjalani operasi laparotomi dan mengungkapkan kehamilan ektopik di dalam tuba Fallopi kiri dengan hemoperitoneum masif, diagnosis ini dikonfirmasi pada hasil patologis.</p> <p><strong>Simpulan:</strong> Apabila sulit menegakkan diagnosis dengan ultrasonografi transvaginal, maka modalitas MRI menjadi pilihan karena memiliki kemampuan diagnosis yang lebih baik. Pengetahuan akan gambaran klinis dan MRI pada KE sangat penting untuk menentukan diagnosis yang akurat dan penatalaksanaan yang tepat.</p> Trifonia Pingkan Siregar, Fitriyadi Kusuma Djajasasmita, Tantri Hellyanti, Stefani Stascia Copyright (c) 2023 Damianus Journal of Medicine http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0 https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/3338 Sun, 31 Dec 2023 00:00:00 +0100