AFIKS NOMINA DEVERBAL DALAM KUMPULAN CERPEN BAHASA MADURA

Authors

  • Alfin Fuji Hidayati Universitas Brawijaya

Keywords:

Pendekatan Morfologi, Bahasa Madura, Derivasi Afiks, Cerpen Madura

Abstract

Indonesia memiliki banyak variasi bahasa lokal yang harus dilestarikan agar terus berkembang. Oleh karena itu, penggunaan bahasa lokal di Indonesia harus lebih ditingkatkan lagi agar tidak mengalami kepunahan bahasa. Begitupula dengan Bahasa Madura yang merupakan salah satu bahasa lokal yang banyak digunakan di Indonesia. Sebagai Bahasa lokal, Bahasa Madura merupakan alat untuk berkomunikasi dalam sehari-hari, baik digunakan oleh orang Madura asli ataupun mereka yang yang tinggal di Jawa, seperti Banyuwangi, Probolinggo, Jember, yang mana mereka juga menggunakan Bahasa Madura untuk berkomunikasi. Bahasa Madura telah menyebar luas diseluruh penjuru kota karena mayoritas masyarakat Madura bertransmigrasi dari satu kota ke kota lainnya. Maka dari itu, mempertahankan Bahasa Lokal banyak mendapat perhatian dari beberapa peneliti. Perlu disadari bahwa Bahasa Madura berkontribusi dalam komponen pembentukan kosakata Bahasa Indonesia (Azhar, 2011).  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang jenis-jenis afiksasi derivasional yang terdapat dalam cerpen yang berjudul (Satengkes Carpan Madura) Tora yang ditulis dalam Bahasa Madura yang terbit pada tahun 2017 oleh Jamal D. Rahman. Permasalahan yang dikaji adalah fokus pada apa sajakah jenis afiksasi yang membentuk Nomina Deverbal dalam cerpen Tora dan bagaimana proses pembentukan Nomina Deverbal dalam cerpen Tora, dimana di Madura salah satunya ada banyak kata benda yang terbentuk dari kata dasar verba.  contoh: “kakan” (makan) sebagai verba, dengan menambahkan sufik, maka akan menciptakan leksem baru  “kakanan” yang artinya (makanan atau camilan). Kakanan akan berubah kelas katanya menjadi kata benda yang berfungsi sebagai subjek atau objek. Kemudian kata kerja “toju’” akan berubah menjadi kata benda apabila ada tambahan prefik “ka” dan sufik “en” yang akan menjadi “katoju’en” (kursi/tempat duduk). Kajian mengenai afiks derivasi ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, beberapa diantaranya yaitu Muslimah,dkk (2019) dan Sofyan, dkk (2008). Namun, keduanya membahas mengenai afiksasi kosa kata bahasa Madura secara umum tidak fokus pada Nomina Deverbal atau kata benda yang terbentuk dari kata kerja. Begitupun dengan Davies (2010) yang secara umum menjabarkan tentang afiksasi-afiksasi yang ada dalam bahasa Madura. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori linguistik struktural untuk menginterpretasikan makna dan fungsi tata bahasa yang dilakukan dalam proses afiks derivasi nomina deverbal. Metode menganalisis data yang diterapkan adalah mengelompokkan kata benda yang kata dasarnya terbentuk dari kata kerja yang terdapat dalam buku Tora. Kemudian diklarifikasikan bagaimana afik – afik yang terdapat dalam kata benda tersebut dapat membentuk kata baru dan merubah arti, fungsi ataupun kelas katanya. Berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah prefiks -ka, -pa, -ta,-be,-sa dan sufiks –en, -enna dan -an, telah ditemukan dalam proses pembentukan nomina deverbal dalam cerita pendek yang berjudul Tora yang ditulis dalam Bahasa Madura.

Downloads

Published

2021-09-20

Issue

Section

Articles