PILIHAN BAHASA ANTAR PENUTUR BAHASA JAWA BERBEDA DIALEK : STUDI KASUS MAHASISWA MAGISTER LINGUISTIK UNIVERSITAS GADJAH MADA ANGKATAN 2022

Authors

  • Gilang Tegar Prasetyo Universitas Gadjah Mada
  • Siti Sulistiyarini Universitas Gadjah Mada

DOI:

https://doi.org/10.25170/kolita.21.4843

Keywords:

Multibahasa, Multidialek, Pemilihan bahasa, Bahasa Jawa, Dialek Bahasa Jawa

Abstract

Bahasa memegang peran penting di dalam segala aspek pada kehidupan sehari-hari manusia. Salah satu peran penting bahasa, yaitu digunakan sebagai alat atau media interaksi antara penutur dengan lawan atau mitra tutur. Tanpa bahasa yang dapat digunakan sebagai media, maka tidak akan pernah terjadi komunikasi secara verbal. Suatu peristiwa bahasa dapat terjadi pada situasi tutur dengan melibatkan peserta tutur yang menggunakan bahasa yang sama atau melibatkan antar peserta tutur yang merupakan penutur dwibahasa. Dalam lingkungan tutur yang melibatkan penutur dwibahasa, selalu terjadi fenomena pemilihan bahasa untuk dapat saling menyepakati bahasa yang digunakan dalam komunikasi. Terkait hal tersebut, tidak menutup kemungkinan pemilihan bahasa juga terjadi antar penutur bahasa yang sama dengan dialek yang berbeda, dalam hal ini adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa menjadi bahasa ibu bagi masyarakat suku Jawa. Beragam dialek dari bahasa Jawa muncul berdasarkan kondisi lingkungan atau letak geografisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) strategi pemilihan bahasa pada komunikasi antar penutur aktif bahasa Jawa yang berbeda dialek, 2) alasan penutur menggunakan strategi pemilihan bahasa tersebut, dan 3) dialek bahasa Jawa yang dianggap mudah dan tidak mudah oleh penutur untuk berkomunikasi dalam bahasa Jawa dan kedekatan geografisnya dengan dialek penutur. Penelitian ini merupakan studi kasus mahasiswa Magister Linguistik Universitas Gadjah Mada angkatan 2022 yang merupakan penutur aktif bahasa Jawa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif campuran untuk memaparkan strategi pemilihan bahasa responden saat berkomunikasi dengan penutur berbeda dialek dan dialek bahasa Jawa yang dianggap mudah dan tidak mudah oleh responden. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner beserta teknik purposive sampling dengan kriteria tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seorang penutur suatu dialek ketika terlibat peristiwa tutur dengan lawan tutur berbeda dialek akan menyesuaikan dengan cara campur kode untuk mendapatkan satu kesepahaman. Hal ini dibuktikan dengan responden yang cenderung menggunakan strategi pemilihan bahasa berupa campur kode bahasa Jawa dan bahasa Indonesia, yaitu sebanyak 75% dari jumlah keseluruhan responden. Namun, peristiwa campur kode tidak mempengaruhi penggunaan dialek asli penutur pada situasi tutur selain yang terjadi pada saat itu. Adapun untuk dialek yang paling banyak dianggap mudah untuk berkomunikasi dalam bahasa Jawa adalah dialek Surabaya, sedangkan dialek yang paling banyak dianggap tidak mudah adalah dialek Ngapak.

Downloads

Published

2023-10-30
Abstract views: 141 | PDF downloads: 87