VIS-à-VIS PRINSIP KERJA SAMA GRICE DAN ANALISIS MULTIMODAL EMCA DALAM PERCAKAPAN JUAL BELI
Keywords:
prinsip kerja sama, Grice, EMCA, multimodal, multisensorial, transaksi jual-beliAbstract
Prinsip kerja sama Grice (1975) sangat dominan dalam penelitian pragmatik khususnya di Indonesia. Akan tetapi, pembahasannya juga berkutat pada fakta adanya banyak pelanggaran prinsip kerja sama yang ditemukan dalam data seperti Hestiyana (2016), Samosir (2015), Rahayu, Dkk. (2017). Jaszczolt (2019) menyatakan bahwa Paul Grice tidak memperhitungkan perbedaan antara ungkapan linguistik dan nonlinguistik sehingga banyak ketidakcocokan saat teori Grice diadopsi dalam bidang pragmatik. Mondada (2019) mengemukakan bahwa analisis multisensorial memberikan kontribusi pada perluasan analisis multimodalitas dalam interaksi sosial. Berdasarkan banyaknya penelitian pelanggaran maksim prinsip kerja sama di Indonesia dan munculnya perluasan analisis multisensorial dalam analisis multimodal dalam Conversation Analysis (CA), rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana peran sumber daya nonverbal yang digunakan penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi jual-beli buah di pasar tradisional. Penelitian ini mengungkapkan kondisi apa saja yang tidak bisa diatasi menggunakan prinsip kerja sama Grice (1975) dan bagaimana peran analisis multimodal EMCA dalam mengatasi kerumpangan Grice (1975). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Temuan dijelaskan secara deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah interaksi penjual dan pembeli buah sirsak di Pasar Wonogiri, Jawa Tengah. Video tersebut berdurasi 1 menit 15 detik dan menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan. Transaksi jual-beli ini dilakukan oleh sesama penjual. Artinya, pembeli dari sirsak akan menjualnya kembali sehingga persaingan tawar-menawar dalam percakapan sangat ketat. Data video rekaman tersebut ditranskripsi menggunakan konvensi transkripsi multimodal dari Mondada (2016) dengan beberapa penyesuaian sesuai kebutuhan penelitian. Analisis dilakukan dengan melihat struktur percakapan yang ada dan melihat sumber daya apa saja yang digunakan oleh penjual dan pembeli dalam interaksi pembelian sirsak. Temuan data membuktikan peran penting dari analisis multimodal dalam sebuah percakapan—alih-alih terus berfokus pada prinsip kerja sama sebagai acuan kebenaran dalam percakapan. Aktivitas seperti berjalan, berbicara, melihat, menyentuh, menggaruk, memberikan pemaknaan yang mendalam mengenai alasan pelanggaran prinsip kerja sama yang dilakukan oleh partisipan. Selain itu, analisis multisensorial sebagai perluasan analisis multimodal EMCA, seperti yang ditemukan Mondada (2019), juga berperan penting dalam tindakan yang dilakukan oleh partisipan. Temuan ini menunjukkan bahwa tidak semua percakapan ditujukan sebagai upaya kerja sama di antara partisipan. Bahkan, data transaksi jual-beli ini justru seperti pertandingan di antara dua partisipan.