PENGGUNAAN EKSPRESI METAFORIS BERBAHASA JAWA DALAM TRILOGI NOVEL GLONGGONG (GLONGGONG, ARUMDALU, DAN DASAMUKA)

Authors

  • Rahmaditya Khadifa Abdul Rozzaq Wijaya Universitas Sebelas Maret
  • Sumarlam Sumarlam Universitas Sebelas Maret
  • Djatmika Djatmika Universitas Sebelas Maret

Keywords:

stilistika, metafora, novel, trilogi, masyarakat Jawa

Abstract

Metafora merupakan gaya bahasa yang sering digunakan dalam komunikasi. Penggunaan metafora dalam percakapan sehari-hari merupakan bentuk kreativitas dari penutur. Dalam kehidupan masyarakat Jawa, banyak digunakan metafora dalam bentuk kata-kata, frasa, peribahasa, dan lain-lain. Tuturan metaforis juga seringkali ditemukan pada novel. Hal tersebut diberikan pengarang dengan tujuan untuk memperindah bahasa dalam novel atau pun menampilkan khazanah budaya lokal. Penelitian ini merupakan kajian Stilistika yang berfokus pada salah satu alat Stilistika yaitu permajasan, dan dispesifikkan ke dalam majas metafora. Majas metafora merupakan majas yang membandingkan antara dua hal yang bersifat menyatu (luluh) atau perbandingan yang bersifat langsung karena kemiripan / kesamaan yang bersifat konkret / nyata atau bersifat intuitif / perceptual. Penelitian ini berfokus pada penggunaan tuturan-tuturan metaforis berbahasa Jawa di dalam trilogi novel glonggong (glonggong, arumdalu, dan dasamuka) sebagai ungkapan ekspresif di dalam kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya, dan yang digambarkan dalam novel tersebut. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tuturan-tuturan metaforis dalam ungkapan-ungkapan berbahasa Jawa yang digunakan pengarang sebagai representasi dari kehidupan masyarakat Jawa dalam novel trilogi tersebut. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trilogi novel glonggong (glonggong, arumdalu, dan dasamuka). Trilogi novel glonggong yang memiliki seri: glonggong, arumdalu, dan dasamuka, menceritakan sebuah peristiwa-peristiwa kecil yang terjadi pada masa Perang Diponegoro atau Perang Jawa di era kolonial Belanda (glonggong dan arumdalu) dan peristiwa yang terjadi di era kolonial Inggris (dasamuka). Ternyata, dibalik peristiwa besar, terdapat peristiwa-peristiwa kecil yang tidak kalah menarik. Data dalam penelitian ini diambil dari kata-kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung ekspresi metaforis yang merepresentasikan kehidupan masyarakat Jawa di dalam novel tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik simak dan teknik catat. Kajian ini mendeskripsikan bagaimana pengarang mengungkapkan ekspresi metaforis sebagai pengungkapan bentuk fisik perempuan dalam pandangan masyarakat Jawa, pengungkapan metaforis melalui peribahasa, penyebutan nama bentuk bangunan, dan ungkapan tingkat kehidupan sosial orang Jawa dalam trilogi novel tersebut.

Downloads

Published

2024-08-08

Issue

Section

Articles