METAFORA DALAM KONSEP WARNA PADA MASYARAKAT PENUTUR BAHASA KUR DI PULAU KUR, PROVINSI MALUKU

Authors

  • Romilda Arivina da Costa Universitas Pattimura
  • Muhamad Akib Tatroman Universitas Pattimura

Keywords:

metafora, konsep warna, penutur bahasa Kur

Abstract

Salah satu alasan kerumitan bahasa adalah sifatnya yang simbolis. Artinya, sebuah perkataan dalam suatu bahasa mampu melambangkan banyak makna. Salah satu bentuk ekspresi figuratif atau simbolisasi adalah metafora sebagai sebuah produk dari cara manusia berinteraksi dengan lingkungan fisik dan budaya. Misalnya mengenai warna, ada cara yang konsisten untuk mempersepsikannya dalam segala budaya. Pada masyarakat kepulauan yang memiliki budaya pesisiran, seperti masyarakat penutur bahasa Kur di Pulau Kur, terdapat fenomena-fenomena yang unik dalam mengonsepkan warna, dan pemaknaannya. Untuk itulah, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan kontribusi metafora dalam konsep warna pada masyarakat di Pulau Kur (Maluku Tenggara). Pengumpulan data dilakukan dengan metode penelusuran dokumentasi dan wawancara tidak terstruktur melalui telepon dan sms, dengan beberapa informan (yang pada umumnya) bermata pencaharian sebagai petani, peternak, sekaligus nelayan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik masyarakat Pulau Kur yang lebih dominan menempati pesisir, tetapi mata pencaharian mereka lebih dominan sebagai petani. Observasi langsung ke lokasi penelitian tidak memungkinkan karena kondisi pandemi covid-19. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa konsep penutur bahasa Kur mengenai warna, akibat pengidentifikasian warna oleh masyarakat yang dihubungkan dengan flora dan fauna yang hidup di hutan atau gunung, juga di laut atau di kawasan pesisir. Di dalam konseptualisasi penutur bahasa Kur terhadap warna, metafora dikontribusikan cukup intens.

Downloads

Published

2024-08-08

Issue

Section

Articles