IDEOLOGI KEPEMIMPINAN GUBERNUR DKI JAKARTA PADA MASA PANDEMI COVID-19: SEBUAH KAJIAN ANALISIS WACANA KRITIS

Authors

  • Saefu Zaman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Keywords:

Analisis Wacana Kritis, Covid-19, Gubernur DKI Jakarta, Ideologi

Abstract

Dalam masa pandemi Covid-19, sikap pemimpin daerah menjadi perhatian khusus berbagai kalangan apalagi pada daerah strategis seperti ibu kota negara—DKI Jakarta. Sukses tidaknya penanganan pandemi di Jakarta dipandang terkait erat dengan arahan yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta. Arahan, baik secara lisan maupun tertulis melalui media massa ataupun media sosial, dalam kajian linguistik dianggap sebagai sebuah teks atau wacana. Dalam pandangan kritis, wacana atau teks tidak hadir dari kekosongan. Ada hal lain di luar teks yang melatarbelakangi terbangunnya sebuah teks atau wacana. Landasan hadirnya teks bisa diuraikan secara tersurat dan secara tersirat. Memahami apa yang melandasi hadirnya suatu teks adalah hal yang perlu dilakukan agar apa yang ada di dalam teks, baik yang tersurat maupun yang tersirat, dapat dipahami secara utuh. Masih dalam pandangan kritis, teks atau wacana juga memiliki ideologi. Ideologi dapat dijelaskan sebagai representasi aspek dunia yang dapat ditunjukkan untuk berkontribusi dalam membangun, memelihara, dan mengubah hubungan sosial kekuasaan, dominasi, dan eksploitasi. Ideologi kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta dalam menyikapi atau memberi arahan terkait Covid-19 berimplikasi pada hubungan sosial masyarakat, hubungan masyarakat-pemerintah, hubungan antarlembaga, dan bahkan hubungan sosial-politik. Ideologi tersebut dapat dianalisis melalui fitur-fitur linguistik yang terdapat teks atau wacana berupa arahan, tanggapan, atau tulisan yang diproduksi oleh Gubernur DKI Jakarta terkait pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan menjelaskan ideologi kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta dan memaparkan bukti-bukti linguistik yang menunjukkan ideologi tersebut berdasarkan teks atau wacana yang diproduksi terkait pandemi Covid-19. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah analisis wacana kritis dengan menggunakan model Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough (1995). Model Analisis Wacana Kritis Fairclough tersebut melihat teks dalam tiga dimensi, yaitu dimensi tekstual, dimensi praktik wacana, dan dimensi praktik sosial budaya. Data penelitian ini adalah teks/wacana berupa ucapan, arahan, dan tulisan Gubernur DKI Jakarta yang terdapat di media sosial milik Gubernur DKI Jakarta, yaitu Instagram dengan nama akun anisbaswedan. Pemilihan media sosial instagram didasari oleh keaktifan Gubernur DKI Jakarta dalam membagikan kegiatan dan tanggapannya di media sosial tersebut. Data unggahan yang diambil sebagai data analisis adalah unggahan Gubernur DKI Jakarta terkait pandemi Covid-19 selama kurun waktu berlangsungnya Covid-19: Maret 2020 hingga Februari 2021. Berdasarkan hasil analisis, ideologi kepemimpinan ABW adalah (1) kepemimpinan berdasarkan tindakan nyata; (2) kepemimpinan atas dasar empati; dan (3) kepemimpinan yang “mandiri” atau tidak bergantung pada pemerintah pusat.

Downloads

Published

2024-08-08

Issue

Section

Articles