PERKEMBANGAN DAN FREKUENSI KEMUNCULAN VERBA KOPULA IALAH PADA NASKAH ERA KLASIK, MODERN, DAN POSTMODERN
Keywords:
Perubahan bahasa, naskah, verba kopula, ialahAbstract
Seiring dengan berjalannya waktu, perubahan bahasa tidak hanya terlihat pada komunikasi lisan, melainkan juga dapat terlihat dari komunikasi tulisan. Maksudnya adalah perubahan bahasa pada tulisan dapat dilihat melalui sesuatu yang tertulis seperti media kabar, tulisan ilmiah, maupun naskah. Misalnya naskah, suatu bahasa dapat berubah mestilah tidak terlepas dari perkembangan kata, apakah kata tersebut bertahan, meningkat, menurun, ataupun lenyap dari masa ke masa. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan kata ialah pada naskah era 1800-an, 1900-an, dan 2000-an. Menurut KBBI (2016), kata ialah adalah penghubung di antara dua penggal kalimat yang menegaskan perincian atau penjelasan atas penggal kalimat yang pertama. Kata ialah berasal dari ia + lah, yang mana ia merupakan orang ketiga, sedangkan –lah berfungsi sebagai penekanan terhadap orang ketiga tersebut. Contohnya saja terlihat pada kalimat Andi ialah dokter. Orang ketiga (ia) mengacu kepada Andi, sedangkan –lah menunjukkan penekanan kepada Andi. Berdasarkan penjelasan dan contoh yang diberikan, dapat dikatakan bahwa kata ialah merupakan penghubung antara subjek dengan keterangan. Maka, hal ini menjadikan kata ialah disebut dengan kopula. Sehubungan dengan fenomena tersebut, penggunaan kata ialah sebagai verba kopula akan ditinjau lebih lanjut ke dalam sebuah naskah. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan frekuensi kemunculan verba kopula ialah pada naskah era klasik, modern, dan postmodern. Penulis menggunakan tiga sumber data berupa naskah klasik berjudul hikayat Abdullah (1824) karya Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi, naskah modern berjudul Azab dan Sengsara (1920) karya Merari Siregar dan naskah postmodern berjudul Ayat-Ayat Cinta (2004) karya Habiburrahman El Sharazy. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan diakronis karena penelitian ini membahas perkembangan kata ialah sebagai verba kopula dalam naskah pada era yang berbeda. Pada naskah klasik era 1800-an seperti hikayat Abdullah (1824), penulis menggunakan website Malay Concordance Project (MCP). Berikutnya pada novel era 1900-an dan 2000-an seperti novel Azab (1920) dan Sengsara & Ayat-Ayat Cinta (2004), penulis menggunakan software AntConc versi 3.5.8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya perkembangan penggunaan kata ialah pada naskah klasik, modern, dan postmodern, yaitu dari 38 data turun menjadi 15 data, lalu turun lagi menjadi 2 data. rendahnya frekuensi perkembangan dan frekuensi kemunculan kata ialah merupakan fenomena perubahan bahasa yang mana masyarakat atau pengguna bahasa sangat jarang menggunakan kata ialah sebagai verba kopula pada suatu frasa atau kalimat di dalam Bahasa Indonesia.