DISFEMISME BERNUANSA HUMOR DALAM STIKER DI MEDIA SOSIAL WHATSAPP
Keywords:
disfemisme, stiker, WhatsAppAbstract
Perkembangan media sosial saat ini ditandai dengan penggunaan bahasa yang, lugas, jujur, dan apa adanya, serta gambar untuk menegaskan. Akibatnya, banyak ekspresi bahasa dinyatakan dengan bahasa yang kasar dan dapat melukai atau menyakiti mitra bicara. Bahasa yang kasar tersebut ditandai dengan penggunaan disfemisme. Disfemisme tersebut terungkap melalui makian, hinaan atau celaan, tuduhan, dan sebagainya. Dalam komunikasi WhatsApp, penggunaan bahasa yang apa adanya itu terekspresikan dalam stiker bergambar dan dilengkapi dengan tulisan yang menghibur atau menghinakan, serta tren budaya komunikasi masyarakat saat ini. Stiker atau meme tersebut dikaji secara semantik melalui penggunaan disfemisme. Fokus penelitian adalah bagaimana bentuk disfemisme dalam stiker WhatsApp dan apa fungsi disfemisme tersebut digunakan di media sosial WhatsApp. Sebaliknya, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk dan fungsi disfemisme dalam stiker WhatsApp dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah adalah suatu metode yang mendeskripsikan data kebahasaan apa adanya dan mengkajinya secara kualitatif, tidak menggunakan angka-angka. Data penelitian ini adalah stiker di media sosial WhatsApp yang mengandung disfemisme baik kata, frasa, maupun kalimat dan menjelaskan alasan atau latar belakang penggunaan disfemisme tersebut. Sumber data berasal dari media sosial WhatsApp dari tanggal November—Desember 2020. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan teknik catat sesuai dengan konsep (Mahsun, 2015). Teknik simak digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak. Pengertian simak tidak hanya data lisan, tetapi juga data tulisan, yaitu dengan membaca stiker di media sosial WhatsApp. Menyimak stiker di WhatsApp adalah mengunduh dan menyimpannya di folder pada kurun waktu tersebut. Selanjutnya, data yang mengandung disfemisme dikumpulkan beserta alasan atau latar belakang penggunaannya. Proses pembacaan di dalamnya tercakup juga pencatatan data yang selanjutnya dicatat di kartu data. Setelah itu, penulis melakukan reduksi data, klasifikasi data, dan analisis data. Stiker tersebut secara umum menjelaskan penggunaan disfemisme yang dibalut dengan humor yang menimbulkan sungging senyum pembaca, tetapi bagi yang terkena, hal itu merupakan sindiran yang menghinakan atau juga tuduhan yang menyakitkan. Oleh karena itu, sangat menarik meneliti stiker di WhatsApp yang bernada disfemisme karena dapat menjadi citraan perilaku berbahasa dan kecenderungan menyikapi sesuatu yang dikemas secara humor oleh masyarakat saat ini.