DUA ALAT DALAM A GUIDE FOR PLANNING THE FUTURE OF OUR LANGUAGE (GPFOL) EFEKTIF MENGGUGAH KESADARAN AKAN PENTINGNYA MELESTARIKAN BAHASA LOKAL

Authors

  • Tiar Simanjuntak Yayasan Suluh Insan Lestari Jakarta

Keywords:

menggugah kesadaran, GPFOL, Peta Penggunaan Bahasa, Diagram Kemultibahasaan

Abstract

Pada hakekatnya, upaya untuk melestarikan bahasa lokal merupakan tanggung jawab utama komunitas wicara. Namun, himbauan awal yang berkaitan dengan pelestarian bahasa lokal jarang muncul dari dalam kalangan komunitas wicara itu sendiri yang notabene pemilik bahasa. Mitra, organisasi, atau lembaga dari luarlah yang umumnya melakukan hal ini. Berbagai laporan menunjukkan bahwa lembaga penelitian bergantung pada kegiatan langsung di lapangan karena mereka mengandalkan kuesioner dan observasi untuk mengumpulkan data. Sebagai tambahan, dari pengalaman kami memandu diskusi kebahasaan dengan komunitas wicara, kami beranggapan bahwa jalannya proses diskusi akan lebih lancar jika dilakukan secara tatap muka. Apalagi pendekatannya bersifat partisipatoris yang menuntut keterlibatan aktif dari semua peserta diskusi. Jadi, yang menjadi tujuan dari penulisan artikel ini ialah bagaimana menggugah kesadaran komunitas wicara dan para pemangku kepentingan yang ada di dalamnya mengenai pentingnya pelestarian bahasa lokal saat pandemik Covid-19 menghambat kegiatan penelitian lapangan. Untunglah dengan kemajuan teknologi hal ini dapat diatasi. Kami mengadakan delapan kali presentasi dan satu kali lokakarya melalui aplikasi Zoom dan dibantu Google Slides atau Jamboard pada saat simulasi alat. Dengan menggunakan dua alat yang ada di dalam A Guide for Planning the Future of Our Language (GPFOL), Peta Penggunaan Bahasa dan Diagram Kemultibahasaan, para peserta diskusi tergugah untuk memikirkan tema utama yang kami sajikan. Mereka memberikan testimoni-testimoni yang positif terhadap presentasi dan lokakarya yang kami selenggarakan. “Memotivasi saya untuk lebih belajar bahasa lokal dan presentasi hari ini juga memberi pemahaman baru.” “Dengan melihat presentasi tersebut, saya mulai mengerti dan menyadari betapa pentingnya bahasa itu dalam pelayanan, khususnya di daerah saya yang umumnya menggunakan dua bahasa pengantar.” “Ke depan lebih mengerti bagaimana kita dapat menggunakan bahasa yang tepat, efektif di dalam pelayanan, sehingga mereka yang kita layani itu mengerti apa yang kita sampaikan. Saya juga jadi lebih mengevaluasi pelayanan yang sudah saya lakukan dan saya sangat mengapresiasi apa yang sudah Suluh presentasikan hari ini.” Di samping kepraktisannya ketika digunakan dalam memandu suatu diskusi kebahasaan, kedua alat ini tidak mensyaratkan para penggunanya untuk memiliki latar belakang ilmu kebahasaan yang khusus. Kami harap ada peneliti-peneliti lain yang mencoba menerapkan kedua alat ini sehingga nantinya masukan mereka akan menjadi suatu refleksi yang berharga.

Downloads

Published

2024-08-08

Issue

Section

Articles