PERAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMAKNAAN “NEW NORMAL”
Keywords:
new normal, COVID-19, media sosial, pemaknaan, tingkat pendidikanAbstract
Di era yang super canggih saat ini, media memiliki peran yang sangat penting. Melalui media, masyarakat dapat mengetahui segala informasi dari seluruh penjuru dunia tanpa ada batas. Kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini semakin membuat peran media menjadi lebih besar lagi, termasuk dalam memberikan pemaknaan kepada masyarakat tentang istilah new normal. Kata new normal dalam satu tahun belakangan ini, selama COVID-19 terjadi menjadi kata yang cukup paling banyak diucapkan dan ditampilkan di berbagai media, baik di media elektronik maupun media cetak. Media elektronik menjadi media yang paling banyak diakses terutama aplikasi-aplikasi media sosial. Yin (2012) menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini, media sosial muncul sebagai media yang paling popular untuk menyediakan sumber-sumber informasi dan komunikasi cepat khususnya selama bencana alam. Sligh (2019) menyatakan bahwa media bagaikan sebuah kendaraan untuk menyiarkan konten-konten kepada masyarakat. Selain itu, Carr dan Hayes (2015) menyatakan bahwa media sosial juga dapat mengisolasi manusia secara unik dan menguji perinsip komunikatif untuk memajukan pemahaman tentang manusia dengan manusia yang lain dan manusia dengan interaksi komputer. Dengan pernyataan Yin (2012), Sligh (2019) dan Carr dan Hayyes (2015) tersebut, maka penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, peneliti ingin menjelaskan bagaimana peran media dalam memberikan pemaknaan kata new normal kepada masyarakat. Tujuan kedua adalah menjelaskan tentang keterkaitan antara latar belakang pendidikan partisipan dengan pemaknaan kata new normal karena seperti di banyak negara maju, pendidikan telah menjadi prinsip utama dan merupakan jalan menuju mobilitas sosial dan kemakmuran ekonomi menuju abad kedua puluh satu (Bathmaker, Ingram, dan Waller, 2013). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menganalisis pemaknaan konsep kata new normal, sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan untuk mendukung analisis pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa korpus data tertulis yang berasal dari hasil survei kecil (mini survey) dengan menggunakan aplikasi Google Forms yang melibatkan sekitar 71 orang dengan rentang usia 25 hingga 70 tahun dari berbagai tingkat pendidikan. Pemilihan responden pada rentang usia ini dikarenakan pada rentang usia tersebut para responden telah memiliki kecenderungan emosional yang stabil dan positif serta telah dapat lebih memperhatikan informasi dengan lebih baik (Charles dan Carstensen, 2010). Jawaban akan diolah dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel sebagai data dasar (basic data) dalam menghitung prosentase jawaban responden dan Antconc untuk melihat kecenderungan-kecenderungan kata atau kalimat yang sering muncul dalam pemaknaan kata new normal.