REPRESENTASI OBJEKTIFIKASI PEREMPUAN DALAM PEMAKNAAN SEMANTIK-PRAGMATIK DIALOG PADA SERIAL DIE KAISERIN
DOI:
https://doi.org/10.25170/kolita.22.5958Keywords:
objektifikasi perempuan, representasi, semantik, pragmatik, Die KaiserinAbstract
Objektifikasi perempuan dalam berbagai media massa masih menjadi topik yang menarik hingga saat ini. Perempuan sering kali dijadikan objek seksual dalam berbagai media massa seperti film, iklan atau game online. Bentuk praktik lainnya adalah representasi ketimpangan peran gender dalam film. Pada tahun 2022, Netflix merilis serial berjudul Die Kaiserin yang mengangkat isu serupa. Serial ini bercerita tentang tahun pertama Elizabeth dari Bavaria setelah menikah dengan Kaisar Franz Joseph I dan menjadi permaisuri. Dalam film, salah satu cara untuk melihat isu apa yang sedang dibawa adalah dengan melihat pesan yang terkandung di dalamnya. Sebagai salah satu komponen terpenting dalam film, pesan dan isu tersebut sering kali terlihat dalam dialog baik secara tersirat maupun tersurat. Untuk melihat isu objektifikasi dalam serial film ini, dilakukan pengumpulan data berupa adegan dan potongan dialog yang ujarkan oleh para tokoh dengan batasan penelitian tindakan objektifikasi terhadap tokoh sentral, Elizabeth. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, dalam penelitian ini dianalisis bagaimana dialog-dialog tokoh dapat merepresentasikan praktik objektifikasi perempuan melalui analisis pemaknaan dialog secara semantik maupun pragmatik berdasarkan teori Blanke (1973) dan Cruse (2013). Secara semantik, keseluruhan dialog dianalisis melalui pemaknaan secara referensial atau pemaknaan denotatif yang kemudian didukung dengan pemaknaan situasi ujarannya dalam menemukan tindakan objektifikasi. Dalam penelitian ini, ditemukan juga pemaknaan asosiasi dan pemaknaan afektif yang merujuk pada tindakan objektifikasi terhadap Elizabeth. Sementara itu, dari hasil analisis pragmatik, ditemukan penggunaan deiksis persona dan wacana yang kerap kali merujuk pada Elizabeth sebagai objek. Selain penggunaan deiksis, praktik objektifikasi ini juga terlihat dalam tindak tutur dalam dialog yaitu, tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi dalam merujuk tindakan objektifikasi. Dari hasil analisis pemaknaan dialog tersebut ditemukan lima bentuk representasi yang mengandung ciri tindakan objektifikasi berdasarkan teori Nussbaum (1995), yaitu penyangkalan subjektivitas perempuan, perempuanĀ dipandang sebagai objek kecantikan, perempuan sebagai objek seksualitas, perempuan sebagai alat untuk melanjutkan keturunan, dan perempuan dipandang sebagai properti yang dapat dimiliki laki-laki.