PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.25170/kolita.22.5992Keywords:
Pembelajaran Berdiferensiasi, Bahasa Indonesia, Kurikulum MerdekaAbstract
Mulai tahun 2022 satuan pendidikan di Indonesia menerapkan kurikulum merdeka. Salah satu aspek penting dalam kurikulum merdeka adalah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan model pembelajaran yang mengakomodasi, melayani, dan mengakui keberagaman peserta didik dalam belajar yang sesuai dengan kesiapan dan minat belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi mengakui perbedaan individual peserta didik dan memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Pada pembelajaran berdiferensiasi peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru bisa mengenali kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda, kemudian merancang materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, merancang metode pembelajaran yang paling efektif, dan menciptakan pengalaman belajar yang sesuai dan efektif untuk setiap peserta didik, sehingga peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji tentang (1) penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanggul Jember, dan (2) dampak penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia bagi peserta didik di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanggul Jember. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif fenomenologi. Data dalam penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penggalian data dilakukan pada tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 01 Desember 2023. Adapun sumber datanya adalah guru Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Tanggul sebanyak lima orang dan peserta didik kelas X dan XI. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data model interaktif Milles dan Huberman yang terdiri dari kondensasi data, penyajian data, dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.
Berdasarkan pemaparan analisis data dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Tanggul Jember terdapat beberapa tahapan, yaitu: (1) guru melakukan pemetaan kebutuhan peserta didik melalui asesmen diagnostik. Asesmen diagnostik yang dilakukan oleh guru meliputi asesmen diagnostik nonkognitif dan diagnostik kognitif; (2) merancang perencanaan pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan peserta didik. Dari hasil pemetaan pada asesmen doagnostik, guru merancang pembelajaran berdiferensiasi yang meliputi: diferensiasi konten, proses, dan produk. Pada diferensiasi konten, guru menyediakan konten materi yang diajarkan kepada peserta didik sesuai dengan kesiapan belajar, minat, atau profil gaya belajarnya (visual, auditori, kinestetik) dan kombinasi dari ketiganya. Pada diferensiasi proses, guru mengembangkan kegiatan bervariasi, dan menerapkan pengelompokan yang fleksibel. Pada diferensiasi produk, guru menyediakan keragaman variasi produk tagihan kepada peserta didik; (3) melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Untuk mendukung keberhasilan pembelajaran berdiferensiasi, guru menciptakan suasana lingkungan belajar yang kondusif. Beberapa cara yang telah dilakukan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif antara lain: dengan mengembangkan komunitas belajar, membangun sikap menghargai, menciptakan rasa aman secara fisik dan psikis, dan membangun harapan untuk mencapai kesuksesan; dan (4) melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan pembelajaran yang sudah berlangsung. Pada tahap ini, guru melakukan kegiatan asesmen secara berkelanjutan yang dimulai dari asesmen diagnostik di awal pembelajaran dan dilanjutkan dengan melakukan penilaian proses dan penilaian hasil belajar. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki dampak positif bagi peserta didik, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya semangat dan antusias peserta didik selama mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.