ANALISIS AKUSTIK PRODUKSI BUNYI VOKAL PADA ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME DI SLB
DOI:
https://doi.org/10.25170/kolita.22.5995Keywords:
Down Syndrome, analisis akustik, analisis forman, produksi bunyi vocalAbstract
Anak-anak dengan Down Syndrome (DS) diidentifikasi mempunyai keterlambatan perkembangan kebahasaan. Ganguan perkembangan bahasa ditemukan pada gangguan untuk memproduksi bunyi segmental dan suprasegmental. Gangguan pada unsur suprasegmental ditemukan pada produksi bunyi vokal dan bunyi konsonan yang berhubungan dengan perkembangan fonologisnya. Bentuk fisiologis yang khas, yaitu saluran vokal yang lebih kecil dengan ukuran lidah atau bentuk palatal lunak mempengaruhi kemampuan mereka untuk memproduksi ujaran. Hipotonia otot juga menurunkan kualitas karakteristik spektral suara dan kualitas artikulasi. Gangguan dalam memproduksi bunyi ujaran tersebut mempengaruhi produksi frekuensi, energi, dan tempo ujaran pada saat mereka berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas dan karakteristik akustik bunyi vokal yang dihasilkan oleh anak-anak dengan Down Syndrome. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian fonetik eksperimental menggunakan kerangka kajian fonetik akustik. Perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data akustik adalah perangkat lunak PRAAT (Boersma dan Weenink, 2010). Fitur akustik yang diukur adalah durasi, nilai F0, dan nilai forman .Perangkat lunak ini digunakan untuk mengukur nilai forman pada masing-masing sumber bunyi vokal. Sumber data penelitian adalah anak dengan Down Syndrome berusia 9 dan 10 tahun. Anak dengan Down Syndrome yang diteliti merupakan siswa dari SLB di Kota Depok. Alat penelitian yang digunakan adalah alat peraga berupa kartu baca, kamera, alat perekam, dan video. Kartu baca digunakan sebagai alat stimulasi sebelum proses perekaman dan saat perekaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi lidah pada anak dengan Down Syndrome tidak tepat dalam memproduksi bunyi vokal. Bunyi vokal yang dihasilkan oleh anak DS cenderung lemah dan bunyi yang dihasilkan sulit didengar. Bunyi vokal [o] diproduksi rendah, sementara itu pada tabel vokal bahasa Indonesia, bunyi vokal [o] diproduksi di posisi madya. Bunyi [i] juga diproduksi di posisi lidah bagian bawah, padahal seharusnya diproduksi di vokal atas. Meskipun hasil analisis data akustik menunjukkan bahwa anak Down Syndrome belum dapat memproduksi bunyi vokal pada posisi yang tepat, namun anak-anak tersebut mampu memproduksi semua bunyi vokal, yaitu bunyi vokal [a], [i], [u], [e], [o].