Psiko Edukasi https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi <p>Jurnal ini bertujuan untuk menerbitkan artikel yang didedikasikan untuk semua aspek perkembangan terbaru yang luar biasa di bidang konseling, pendidikan dan psikologi di semua setting. Ruang lingkup jurnal ini meliputi penerapan konseling sekolah, kesehatan mental, penilaian, pengawasan dalam konseling, pelecehan seksual, konseling penambahan kekerasan, konseling multikultural, intervensi krisis, konseling trauma, TIK dalam konseling, karir konseling, konseling spiritual, perkawinan dan konseling keluarga, konseling dan psikoterapi, konseling dalam segala situasi; Pendidikan (pengajaran, pengembangan, pengajaran, proyek dan inovasi pendidikan, metodologi pembelajaran dan teknologi baru dalam pendidikan dan pembelajaran, penilaian).</p> Atma Jaya Catholic University of Indonesia in collaboration with Indonesian Counselor Association (IKI) id-ID Psiko Edukasi 1412-9310 KONSELING KARIER LIFE DESIGN: SOLUSI TEPAT INTERVENSI KARIER DI ERA DISRUPSI https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi/article/view/4945 <p>Dalam era disrupsi saat ini para pekerja menghadapi ketidakstabilan pekerjaan sebagai akibat dari perubahan dunia kerja yang cepat dan radikal. Ketidakpastian tentang pekerjaan menuntut pekerja untuk mampu mengembangkan karakteristik diri yang tangguh sehingga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap suatu perubahan. Individu yang menghadapi masalah ketidakstabilan pekerjaan dan sering berubah-ubah jenis pekerjaannya akan sangat membutuhkan bantuan dari konselor karier. Jenis bantuan yang dibutuhkan adalah konseling karier pada pekerja abad 21 yang berbeda dari pendekatan konseling karier yang ada sebelumnya.</p> <p>Dua paradigma utama dalam intervensi karier yaitu Bimbingan Pekerjaan (<em>Vocational Guidance</em>) dan Pendidikan Karier (<em>Career Education</em>) dianggap kurang memadai untuk memenuhi tuntutan masyarakat di era teknologi komunikasi dan informasi yang telah merubah tatanan hidup mereka. Inilah yang melatarbelakangi munculnya paradigma baru yang disebut konseling karier berbasis <em>Life Design. </em>Konseling karier berbasis paradigma <em>Life Design</em> atau sering disebut Konseling Konstruksi Karier dianggap sebagai solusi tepat untuk menangani permasalahan karier di era disrupsi karena konseling konstruksi karier memiliki keunggulan yaitu: bertujuan untuk mengkonstruksi keterampilan-keterampilan hidup yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam menghadapi perubahan yang cepat dan radikal, dan memfokuskan pada kemampuan individu untuk aktif mengkonstruksi atau menyusun pengalaman dan pengetahuan melalui cerita dan bahasa. Paradigma konseling karier berbasis <em>Life</em> <em>Design</em> menitikberatkan pada fleksibilitas, kesiapan bekerja, komitmen, kecerdasan emosional, dan proses belajar seumur hidup.</p> Yohanes Hak Cipta (c) 2023 Psiko Edukasi 2023-12-01 2023-12-01 21 2 72 83 10.25170/psikoedukasi.v21i2.4945 BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN SELF-REGULATED LEARNING SEPULUH SISWA KELAS VIII SMP TARAKANITA GADING SERPONG https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi/article/view/4930 <p>Bimbingan kelompok dengan metode <em>Experiential Learning </em>(EL) adalah metode pembelajaran berbasis pengalaman yang dapat digunakan pada pelaksanaan layanan bimbingan konseling. <em>Self-Regulated Learning</em> (SRL) merupakan kemampuan siswa untuk mengatur diri dalam belajar yang terdiri dari aspek mengontrol kognitif, motivasi, dan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan metode <em>Experiential Learning </em>untuk meningkatkan <em>Self-Regulated Learning </em>pada siswa kelas VIII SMP Tarakanita Gading Serpong. Penelitian ini dilakukan pada 10 siswa kelas VIII B SMP Tarakanita Gading Serpong. Jenis penelitian ini menggunakan metode <em>mixed methods</em> dengan desain<em> Sequential Explanatory</em>. Data kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan angket<em> Pretest-Posttest </em>SRL. Sedangkan untuk data kualitatif dikumpulkan dengan wawancara dan observasi pelaksanaan layanan. Berdasarkan nilai signifikan dapat dilihat Sig. (2-tailed) 0,005 lebih kecil dari α 0,05 sehingga dinyatakan bahwa ada perbedaan signifikan setelah dan sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok dengan metode EL dalam meningkatkan SRL sepuluh siswa kelas VIII. Saran diberikan kepada tim BK sekolah agar menggunakan metode EL pada penerapan layanan BK bidang belajar dan diterapkan pada seluruh siswa. Selain itu bisa meneliti SRL dengan dikaitkan faktor lainnya yang berkaitan dengan pengembangan diri siswa.</p> Skolastika Hapsari Henny Christine Mamahit Hak Cipta (c) 2023 Psiko Edukasi 2023-12-01 2023-12-01 21 2 84 105 10.25170/psikoedukasi.v21i2.4930 HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA RANTAU YANG BERDOMISILI DI DORMITORY UNIKA ATMA JAYA https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi/article/view/4947 <p>Dukungan sosial adalah tindakan nyata berupa bantuan yang diterima individu dari orang lain yang menjadikan individu merasa dicintai, diperhatikan, dipedulikan, berharga, dihormati, serta dianggap sebagai bagian dari kelompok yang terdiri dari aspek dukungan emosi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan sosial. Penyesuaian diri adalah usaha individu untuk menyelaraskan dirinya dengan lingkungannya agar tercipta kebahagiaan tanpa ada tekanan yang dirasakan oleh individu yang terdiri dari aspek kematangan emosional, kematangan intelektual, kematangan sosial, dan tanggung jawab. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan mengetahui tingkat dukungan sosial dan tingkat penyesuaian diri mahasiswa rantau yang berdomisili di dormitory Unika Atma Jaya, serta untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan penyesuaian diri mahasiswa rantau yang berdomisili di dormitory Unika Atma Jaya. Jumlah subjek penelitian berjumlah 81 mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa angkatan 2020, 2021, dan 2022. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Instrumen dukungan sosial terdiri dari 60 pernyataan, 52 diantaranya dinyatakan valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,935. Instrumen penyesuaian diri terdiri dari 96 pernyataan, 87 diantaranya dinyatakan valid dengan koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,970. Hasil analisis korelasi antara variabel dukungan sosial dan variabel penyesuaian diri menghasilkan korelasi sebesar 0,693 dengan p value &lt;0,001 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil korelasi, dapat disimpulkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan penyesuaian diri mahasiswa rantau yang berdomisili di dormitory Unika Atma Jaya. Hal ini berarti semakin tinggi dukungan sosial yang diperoleh, semakin tinggi penyesuaian diri mahasiswa dormitory Unika Atma Jaya, begitupun sebaliknya. Dukungan sosial memberikan sumbangan sebesar 48% terhadap penyesuaian diri. Pamong dormitory Unika Atma Jaya disarankan mengadakan kegiatan interaktif antara mahasiswa dan pamong, serta sesama mahasiswa, untuk meningkatkan dukungan emosional dan kematangan sosial. Mahasiswa disarankan saling memberikan dukungan sosial kepada sesama untuk membantu meningkatkan penyesuaian diri.</p> Anandita Christanti Caroline Lisa Setia Wati Hak Cipta (c) 2023 Psiko Edukasi 2023-12-01 2023-12-01 21 2 106 122 10.25170/psikoedukasi.v21i2.4947 STUDI KASUS KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KORBAN BULLYING https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi/article/view/4960 <p>Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam memahami dan mengelola emosi dalam proses interaksi intrapersonal maupun interpersonal. Kecerdasan emosional ditunjukkan dari kemampuan individu dalam mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, dan mengenali emosi orang lain serta membina hubungan dengan orang lain. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai kecerdasan emosional siswa sebagai korban perundungan. Subjek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Kelas V yang berinisial SN, JN, dan NT. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap partisipan, kepala sekolah, dan pengasuh panti asuhan sebagai pengasuh partisipan di Panti Asuhan VP. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai perilaku partisipan dalam berinteraksi di lingkungan sekolah. Teknik analisis dilakukan melalui tahap menguji kebenaran data, mengkategorikan data sesuai dengan komponen dari kecerdasan emosional, dan menginterpretasikan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen kecerdasan emosional yang telah berkembang dengan baik di dalam diri siswa sebagai korban perundungan yakni komponen mengenali emosi diri dan komponen membina hubungan dengan orang lain. Adapun komponen mengelola emosi diri, memotivasi diri, dan mengenali emosi orang lain adalah komponen yang belum berkembang optimal pada siswa korban perundungan. Peneliti memberikan saran kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BK dalam merancang kebijakan dalam usaha pencegahan dan penanganan perilaku perundungan untuk menurunkan frekuensi perilaku perundungan di lingkungan sekolah.</p> Monika Susanti Jempru Maria Claudia Wahyu Trihastuti Hak Cipta (c) 2023 Psiko Edukasi 2023-12-01 2023-12-01 21 2 123 140 10.25170/psikoedukasi.v21i2.4960 ANALISIS KORELASI ANTARA REGULASI EMOSI DAN PERILAKU MEMAAFKAN REMAJA PANTI ASUHAN https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi/article/view/4879 <p>Regulasi emosi adalah kemampuan individu dalam mengelola emosi yang mencakup kemampuan mengontrol diri, memiliki hubungan interpersonal yang baik, memiliki toleransi terhadap frustasi, memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki kemampuan beradaptasi, dan memiliki sikap hati-hati. Perilaku memaafkan adalah upaya individu dalam mengatasi dampak negatif dan penghakiman terhadap pelaku dengan menunjukkan menjalin hubungan baru dengan orang yang pernah menyakiti yang mencakup dimensi emosi, dimensi kognitif, dan dimensi interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat regulasi emosi, tingkat perilaku memaafkan, dan hubungan antara kedua variabel. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan instrumen skala penilaian yang dikembangkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, diperoleh bahwa instrumen regulasi emosi memiliki 70 pernyataan yang semuanya valid dengan reliabilitas sebesar 0,975. Demikian juga instrumen perilaku memaafkan memiliki 70 pernyataan yang semuanya valid dengan reliabilitas sebesar 0,976. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara regulasi emosi dan perilaku memaafkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,817. Regulasi emosi memberikan kontribusi sebesar 67% terhadap perilaku memaafkan.</p> Anastasya Evi Arnesty Yoseph Pedhu Hak Cipta (c) 2023 Psiko Edukasi 2023-12-01 2023-12-01 21 2 141 150 10.25170/psikoedukasi.v21i2.4879 RESILIENSI HIDUP MEMBIARA BAGI SUSTER YUNIOR FRANSISKAN PENGHAYAT SPIRITUALITAS PENITEN REKOLEK CHARITAS ALLES VOOR ALLEN DALAM FORMASIO AWAL https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi/article/view/4878 <p>Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan bangkit dari pengalaman yang menekan, menyesuaikan keadaan diri dan situasi sehingga mampu melihat dengan jernih setiap permasalahan dan merefleksikan hidupnya serta menjadikan setiap pengalaman sebagai pembelajaran bagi kehidupan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat resiliensi religius suster yunior selama masa pembinaan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala penilaian. Hasil dari penelitian ini adalah para suster yunior memiliki resiliensi diri yang tinggi. Kesimpulan yang diperoleh adalah para suster memiliki optimisme dalam hidup panggilan, namun memiliki nilai yang rendah dalam pengendalian diri. Saran yang dapat diberikan adalah bagi formator dapat membuat rancangan layanan bimbingan individual berdasarkan komponen terendah. Bagi suster yunior agar mampu memiliki sikap pengendalian diri terhadap berbagai dorongan yang bersal dari dalam maupun luar diri. Kemudian untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dan menjadi bahan referensi belajar.</p> Eva Anita Sarereake G. Bambang Nugroho Hak Cipta (c) 2023 Psiko Edukasi 2023-12-01 2023-12-01 21 2 151 162 10.25170/psikoedukasi.v21i2.4878 Fifty Years of British Journal of Guidance and Counselling: A Bibliometric Analysis https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi/article/view/4944 <p>This article presents a bibliometric analysis of fifty years of the "British Journal of Guidance Counselling," the leading journal in the field. It provides insights into various aspects of guidance and counselling, including education, supervision, crisis intervention, career counselling, and multicultural approaches. The study examined different types of publications and their role in advancing scientific knowledge. Scientific articles were the most frequently cited and essential to disseminating knowledge. On the other hand, documents such as errata and letters were considered supplementary information rather than primary reference sources. The analysis also includes descriptive and network analysis, which consists of the number of publications per year, most prolific authors, and institutions.</p> Rikas Saputra Yenni Lidyawati Kadek Suhardita Erfan Ramadhani Sisca Folastri Raup Padillah Dominikus David Biondi Situmorang Hak Cipta (c) 2023 Psiko Edukasi 2023-12-01 2023-12-01 21 2 163 179 10.25170/psikoedukasi.v21i2.4944 UPAYA SEKOLAH MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL PESERTA DIDIK DI ERA DIGITAL https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/psikoedukasi/article/view/4946 <p>Di era digital yang ditandai perkembangan teknologi yang sangat pesat memberikan pengaruh pada kondisi kesehatan mental peserta didik. Penggunaan teknologi yang tidak tepat, khususnya media sosial, dapat mengganggu kesehatan mental peserta didik. Gangguan kesehatan mental yang dimaksud dapat berupa kecemasan yang berlebihan, depresi, rendahnya <em>self-esteem</em>, gangguan tidur, dan gambaran diri. Berdasarkan kondisi ini, diangkatlah tema penelitian “Upaya Sekolah Meningkatkan Kesehatan Mental Peserta Didik di Era Digital”. Tujuan penelitian ini untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya kesehatan mental peserta didik di era digital dan bagaimana upaya sekolah untuk meningkatkan kesehatan mental peserta didik di era digital. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur dengan meninjau berbagai sumber ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya kesehatan mental di era digital bagi peserta didik dan terdapat upaya yang dapat dilakukan sekolah untuk mencapai kesejahteraan mental peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan dapat terhindar dari gangguan kesehatan mental dan berkembang secara optimal.</p> A.R.CITRA EVRISTA PERTIWI Hotmaulina Sihotang Hak Cipta (c) 2023 Psiko Edukasi 2023-10-31 2023-10-31 21 2 180 195 10.25170/psikoedukasi.v21i2.4946