INTERAKSI ELEMEN MULTIMODAL DALAM TANDA DAN PAPAN NAMA SEBAGAI REPRESENTASI BUDAYA DI LOKAWISATA BATURRADEN
DOI:
https://doi.org/10.25170/kolita.v23i23.7152Keywords:
semantik multimodal, komunikasi visual, pariwisata, semiotika budaya, BaturradenAbstract
Penelitian ini mengkaji interaksi elemen visual dan verbal dalam mengonstruksi makna pada tanda dan papan nama di kawasan Lokawisata Baturraden, sebuah destinasi wisata populer di Jawa Tengah yang menghadapi tantangan komunikasi lintas budaya. Di era globalisasi, kebutuhan akan komunikasi visual yang efektif menjadi krusial, terutama di destinasi wisata yang menerima pengunjung dari beragam latar belakang budaya. Lokawisata Baturraden, dengan keunikan atraksi wisata dan nilai budaya lokalnya, menjadi lokasi ideal untuk mengkaji kompleksitas komunikasi multimodal dalam konteks pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis struktur semantik multimodal pada tanda dan papan nama; (2) mengeksplorasi efektivitas komunikasi lintas budaya yang difasilitasi elemen tersebut; dan (3) mengidentifikasi bagaimana nilai budaya lokal direpresentasikan dalam elemen visual di kawasan wisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode semiotika multimodal, yang memungkinkan analisis mendalam terhadap berbagai aspek komunikasi visual. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung dan dokumentasi visual berupa foto dan video terhadap 50 sampel tanda dan papan nama yang tersebar di area strategis. Analisis data menggunakan kerangka teori multimodal Halliday dan semiotika budaya Lotman, dengan fokus pada interaksi berbagai mode komunikasi—seperti teks, gambar, warna, dan tata letak—serta konteks sosial-budaya yang melingkupinya. Proses analisis melibatkan identifikasi elemen visual dan verbal, analisis hubungan antarmodal, dan interpretasi makna dalam konteks budaya lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola semantik multimodal yang khas dalam desain tanda dan papan nama di Baturraden, ditandai dengan kombinasi bahasa lokal dan universal. Strategi komunikasi visual yang diterapkan terbukti cukup efektif menjembatani pengunjung lintas budaya, meski masih ditemukan beberapa kendala pemahaman pada simbol tertentu. Lebih lanjut, nilai-nilai budaya lokal berhasil diintegrasikan secara harmonis dalam desain komunikasi visual melalui penggunaan motif, warna, dan simbol tradisional. Penelitian ini memberikan kontribusi teoretis dengan memperkaya kajian semantik multimodal dalam konteks pariwisata, serta kontribusi praktis berupa temuan yang dapat menjadi panduan bagi pengelola destinasi wisata dalam merancang komunikasi visual yang inklusif dan bermakna.