STRATEGI PENERJEMAHAN ISTILAH WISATA PENDIDIKAN
Keywords:
strategi, penerjemahan, istilah, PariwisataAbstract
Penelitian ini berjudul “Penerjemahan Istilah Wisata Pendidikan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang istilah pada wisata pendidikan dan strategi penerjemahan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode qualitatif deskriptif. Sedangkan, teori yang digunakan adalah teori Mona Baker (1998) dan PUPI (pedoman umum penerjemahan istilah. Sumber data penelitian diambil dari glosarium Badan Bahasa, senarai istilah, data lapangan, dan data korpus. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 169 data. Penerjemahan istilah pada wisata pendidikan terdapat beberapa klasifikasi, antara lain, hiburan, olah raga, religi, dan bidang keilmuaan tertentu.
Hasil penelitian mengungkap dua hal, yaitu prinsip-prinsip dalam penerjemahan istilah dan strategi yang digunakan dalam penerjemahan istilah. Prinsip istilah mencakupi pilihan penerjemahan, antara lain ungkapan yang singkat, ungkapan yang tidak berkonotasi buruk, dan ungkapan yang sedap didengar (eufonik). Penerjemahan istilah tersebut, antara lain outbound-àm.ancakrida, pilgrim tourismà wisata religi, dan ancestry tourismàwisata napak tilas.Berdasarkan analisis data dan pembahasan berikut simpulan. Dalam proses penerjemahan kata adalah unsur terkecil yang dianalisis oleh penerjemah sebelum mengalihkan makna keseluruhan dari sebuah frasa, atau klausa dalam istilah. Untuk memahami makna yang terkandung dalam sebuah kata/ frasa diperlukan adanya penyelusuran dari korpus. Pada proses penerjemahan dilakukan tahapan, yaitu, menelusuri berbagai informasi dari korpus, analisis struktur luar, dan analisis struktur batin. Analisis struktur batin yaitu dengan analisis struktural atau analisis morfemis dan dengan analisis komponen makn untuk mencari padanan yang paling tepat.
Dari analisis tersebut dapat ditemukan bahwa proses terjemahan terdiri atas beberapa tahap, yaitu sebagai berikut, yaitu tahap pertama adalah mencari makna dalam konteks dari korpus atau korpora, tahap kedua adalah penerjemahan literal, tahap ketiga mencari padan yang paling tepat, yaitu penerjemahan idomatik/kreasi. Pada tahap inilah penerjemahan istilah sangat penting untuk mempertimbangkan makna dari konsep bahasa sumber dana terjemahan dalam bahasa sasasaran. Pada tahap ini juga seorang penerjemah harus tahu kelaziman yang terdapat pada ranah/register tertentu.Meskipun demikian, karena melibatkan dua bahasa yang berbeda, akan timbul kata yang tidak memiliki padanan pada bahasa sasaran. Strategi yang digunakan oleh penerjemah harus didasarkan pada penyebab munculnya kasus padanan dalam bahasa target tersebut. Pada proses penerjemahan terlihat bahwa pencarian padan pada tahap awal menimbulkan beberapa masalah yang cukup rumit. Tanpa pengetahuan yang cukup penerjemah akan terjebak melakukan penerjemahan yang kurang tepat sehingga akan dihasilkan teks terjemahan yang tidak tepat atau bahkan menyimpang maknanya.
Hasil analisis strategi penerjemaha menunjukkan penerjemahan dengan kata yang lebih umum (58.4%), penerjemahan dengan kata yang kurang ekspresif (8,6%), penerjemahan dengan kata budaya (5,3%), penerjemahan dengan dengan kata terkait (8,7%), penerjemahan dengan dengan kata terkait (10,05%), penerjemahan dengan kata serapan (3,5%), penerjemahan dengan penghilangan (2,7%), dan penerjemahan dengan ilustrasi 2,1%). Temuan yang menarik dari penelitian ini adalah dalam penerjemahan istilah strategi yang banyak digunakan dengan menggunakan kata yang lebih umum. Hal tersebut disebabkan karena dalam penerjemahan istilah produk terjemahan sebaiknya singkat, padat, dan eufonik.