PENGGUNAAN GAYA BAHASA FIGURATIF DALAM WACANA KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DI KOTA JAYAPURA

Penulis

  • Amalia Fajriyyatin Najichah Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
  • Dhanu Priyo Widodo Universitas Cenderawasih

DOI:

https://doi.org/10.25170/kolita.v23i23.7141

Kata Kunci:

gaya bahasa figuratif, wacana kampanye, pemilihan umum

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan gaya bahasa figuratif dalam wacana kampanye pemilu calon legislatif yang disampaikan melalui media baliho guna menarik perhatian masyarakat serta memengaruhi preferensi pemilih. Dalam komunikasi politik visual, bahasa yang digunakan dalam baliho memegang peran strategis dalam membentuk citra kandidat dan menyampaikan pesan secara singkat namun berdampak. Kandidat serta tim kampanye sering memanfaatkan berbagai strategi linguistik untuk membangun daya tarik emosional dan memperkuat hubungan simbolik dengan konstituen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis stilistika untuk mengidentifikasi jenis gaya bahasa figuratif yang dominan serta mengevaluasi fungsinya dalam konteks komunikasi politik melalui baliho. Data penelitian berupa 48 baliho kampanye calon legislatif yang tersebar di berbagai titik strategis di Kota Jayapura selama masa kampanye pemilu tahun 2024. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random sampling) untuk memperoleh representasi yang merata dari berbagai partai dan kandidat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya bahasa figuratif seperti metafora, hiperbola, dan personifikasi sering digunakan dalam baliho kampanye. Metafora banyak dimanfaatkan untuk memberikan gambaran konkret mengenai visi dan misi kandidat agar mudah dipahami masyarakat, seperti dalam frasa “era baru untuk kemajuan Kota Jayapura” yang menyiratkan harapan dan perubahan. Hiperbola digunakan untuk menonjolkan keunggulan kandidat secara berlebihan, seperti dalam ungkapan “sang penggagas kebangkitan masyarakat adat” untuk membangkitkan daya tarik emosional pemilih. Sementara itu, personifikasi digunakan untuk menghidupkan konsep politik agar lebih dekat dengan pengalaman sehari-hari masyarakat, seperti dalam frasa “matahari tak pernah ingkar janji.” Penelitian ini juga menemukan bahwa efektivitas penggunaan gaya bahasa figuratif sangat ditentukan oleh kesesuaian pesan dengan nilai-nilai lokal serta keragaman budaya masyarakat Jayapura. Strategi kampanye yang mengintegrasikan bahasa figuratif dengan kearifan lokal terbukti lebih efektif dalam membangun koneksi emosional antara kandidat dan pemilih. Oleh karena itu, penting bagi tim kampanye untuk memanfaatkan gaya bahasa figuratif secara kreatif, kontekstual, dan tetap memperhatikan norma serta etika komunikasi publik agar tidak menimbulkan salah tafsir atau kontroversi yang merugikan.

Diterbitkan

2025-09-18