FENOMENA PENGGUNAAN KATAKANA PADA KEMASAN MINUMAN DI INDONESIA
DOI:
https://doi.org/10.25170/kolita.v23i23.7149Kata Kunci:
Katakana, Gairaigo, Semantik, Kemasan Minuman, Budaya JepangAbstrak
Penggunaan huruf Katakana pada kemasan produk minuman di Indonesia semakin mencerminkan pengaruh budaya Jepang dalam pemasaran global, meskipun tidak semua masyarakat Indonesia memahami huruf Katakana. Katakana, salah satu sistem penulisan dalam bahasa Jepang, sering digunakan untuk memberikan kesan modern dan eksotis pada berbagai produk, termasuk minuman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan huruf Katakana pada kemasan minuman di Indonesia dengan pendekatan semantik, khususnya teori Gairaigo yang merujuk pada kata serapan dari bahasa asing yang ditulis dalam Katakana. Penelitian ini merupakan studi deskriptif kualitatif. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Terdapat sepuluh produk minuman yang menjadi sampel dan secara jelas menggunakan Katakana pada kemasannya, yaitu: You C1000, Teh Itoen, Fibe-Mini, Oronamin C Drink, Yobick, Pristine, Nu Tea, Heavenly Blush, The Pokka, dan Perfect Aklaline Water. Data dikumpulkan melalui dokumentasi dengan mengamati dan mencatat tulisan Katakana dari produk fisik maupun gambar digital. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis isi dengan pendekatan semantik berdasarkan teori Gairaigo untuk memahami makna dan konotasi dari kata-kata Katakana tersebut. Tulisan Katakana pada kemasan minuman umumnya merujuk pada nama rasa atau identitas produk. Pada kemasan You C1000, misalnya, terdapat tulisan seperti ビタミンアップル (Vitamin Apple) dan ビタミンオレンジ (Vitamin Orange) yang menunjukkan rasa produk. Teh Ito En menggunakan ジャスミン (Jasmine) untuk menunjukkan rasa tehnya, sedangkan Fibe-Mini menampilkan ファイブミニ (Fibe Mini) sebagai nama merk produk. Demikian juga Oronamin C Drink menampilkan オロナミンCドリンク (Oronamin C Drink) dan Yobick dengan ヨービック (Yobick). Secara semantik, Katakana membantu menghadirkan konsep asing yang diasosiasikan dengan modernitas, internasionalitas, dan kualitas. Hal ini menciptakan citra produk yang menarik dan berdaya saing global di pasar Indonesia. Namun, tidak semua konsumen memahami arti kata-kata tersebut, yang bisa menimbulkan kebingungan. Oleh karena itu, meskipun Katakana memperkuat citra merek, produsen harus mempertimbangkan pemahaman konsumen untuk memastikan pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Katakana tidak hanya menyampaikan rasa, identitas produkatau merk produk, tetapi juga membawa makna budaya dan simbolik yang mempengaruhi persepsi konsumen. Hal ini mencerminkan bagaimana teori Gairaigo membentuk daya tarik modern dan internasional dari suatu produk dalam konteks Indonesia.