BAGAIMANA PRAGMATIK KRITIS DAPAT MENGUNGKAP IDEOLOGI DALAM WAYANG SUKURAGA

Penulis

  • Ramdan Sukmawan Universitas Muhammadiyah Sukabumi

DOI:

https://doi.org/10.25170/kolita.v23i23.7168

Kata Kunci:

ideologi, pragmatik kritis, wayang sukuraga

Abstrak

Berbicara mengenai bahasa dan ideologi, dalam pandangan kritis, teks dipandang sebagai praktik ideologi atau pencerminan ideologi tertentu. Santoso (2012) mengatakan bahwa setiap penggunaan bahasa pastilah membawa sebuah ideologi tertentu. Begitu pun cerita pertunjukan wayang sukuraga yang menceritakan tentang masalah-masalah kehidupan manusia yang terjadi dalam keseharian merupakan sebuah representasi ideologi tertentu. Makalah ini bertujuan mendeskripsikan struktur bahasa wayang sukuraga dalam telaahan pragmatik kritis. Dalam analisis pragmatik kritis, interpretasi kritis hampir sama dengan makna kritis dalam analisis wacana kritis (Chen 2020:28). Cap (2011) membedakan analisis mikropragmatik dan makropragmatik terletak dalam pengembangan penelitian pragmatik pada persoalan analisis, jangkauan, dan kontribusi keilmuannya. Cap (2011:55) mencontohkan analisis pidato perang dingin presiden Amerika. Pada tataran analisis mikro, menganalisis dieksis, anafora, dan kalimat langsung. Untuk analisis makronya, analisis dilakukan pada implikatur atau praanggapan pidato presiden yang mengandung muatan ideologi tertentu. Analisis pragmatik kritis terhadap struktur bahasa wayang sukuraga digunakan untuk mengungkap ideologi yang teridentifikasi pada implikatur. Nilai-nilai pengalaman dalang yang diperoleh dalam hidupnya dan pengalaman dunia sosialnya direpresentasikan ke dalam fitur kebahasaan dalam murwa yang mengandung sebuah ideologi. Melalui implikatur konvensional, dalang mencoba meyembunyikan ideologi yang ingin disampaikannya pada cerita pertunjukan wayang sukuraga. Ideologi tersebut adalah ideologi kepemimpinan manusia. Penelitian ini berfokus pada teks cerita pertunjukan wayang sukuraga sebagai objek utamanya. Oleh karena itu, pembacaan secara seksama terhadap teks dilakukan, sehingga makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh dalang dapat teridentifikasi, baik secara eksplisit dan implisit. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif untuk memahami ideologi dalam cerita pertunjukan wayang sukuraga. Berdasarkan masalah yang diteliti, penulis menggunakan konsep metode deskriptif yang dilakukan dengan melihat fakta kebahasaan yang ada (Sudaryanto, 1992). Data dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan kritis. Data-data bahasa dianalisis, dikritisi, dan dijelaskan untuk menemukan ideologi. Penulis menggunakan metode simak yang dilakukan dengan cara menyimak penggunaan bahasa dalam cerita pertunjukan wayang sukuraga. Adapun untuk tekniknya dilakukan teknik sadap dan catat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dilakukan dengan kondensasi data, sajian data, dan penarikan simpulan (Miles, Huberman, and Saldana 2014).

Diterbitkan

2025-09-18