SIKAP BAHASA MASYARAKAT DESA WISATA BREM DALAM LANSKAP LINGUISTIK
DOI:
https://doi.org/10.25170/kolita.22.5968Kata Kunci:
desa wisata, lanskap linguistik, sikap bahasa, sosiolinguistikAbstrak
Desa Kaliabu merupakan desa di Kabupaten Madiun yang dicanangkan sebagai desa wisata. Hal itu berhubungan dengan potensi desa tersebut sebagai desa penghasil brem terbesar dan tertua di Kabupaten Madiun. Potensi tersebut akan dikembangkan sebagai potensi budaya tradisi dan industri kreatif dengan produk andalannya, yaitu brem. Sejalan dengan itu, Desa Kaliabu sebagai desa wisata tentunya memiliki lanskap linguistik berupa papan nama yang dapat menggambarkan fenomena sosial, makna budaya, serta pengaruh sikap bahasa terhadap lanskap tersebut. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap bahasa masyarakat yang terlihat dalam penggunaan bahasa pada lanskap linguistik di Desa Kaliabu. Fokus penelitian ini adalah variasi bahasa yang digunakan pada penamaan toko brem yang ada di Desa Kaliabu dan fungsi lanskap linguistik di Kawasan Wisata Brem, Desa Kaliabu. Kemudian, berdasarkan variasi bahasa dan fungsi lanskap tersebut dapat tergambar sikap bahasa masyarakat Desa Kaliabu. Data yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 19 data berupa foto-foto lanskap nama toko brem di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun. Data yang dipilih merupakan lanskap dari usaha menengah dan usaha kecil yang sudah memiliki papan nama. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif berdasarkan aspek semantik dan sosiolinguistik. Aspek semantik ditelaah berdasarkan makna kata dan asal bahasanya, sedangkan aspek sosiolinguistik menghubungkan antara penggunaan bahasa dengan sikap bahasa masyarakat Desa Kaliabu. Hasil temuan berupa (1) dominasi bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dalam tingkatan yang sama pada penamaan toko brem di Desa Kaliabu, (2) kode bahasa monolingual terlihat lebih dominan dibandingkan bilingual, (3) pola penamaan didominasi oleh susunan dua kata dengan pola (n) + (n), dan (4) sikap bahasa yang ditunjukkan masyarakat terhadap bahasa Indonesia dan Jawa adalah positif, sedangkan sikap terhadap bahasa asing adalah negatif. Hal itu menunjukkan bahwa melalui lanskap linguistik, masyarakat di desa tersebut masih mempertahankan bahasa lokal dan bahasa nasional dalam kehidupan sosial mereka. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa masyarakat di desa tersebut telah ikut mendorong pelestarian budaya, adat, dan tradisi sesuai dengan manfaat adanya desa wisata.