Disrupsi: Tantangan Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Peluang Bagi Lembaga Pendidikan Tinggi
DOI:
https://doi.org/10.25170/respons.v23i02.553Keywords:
disrupsi, inovasi, perguruan tinggi, ilmu pengetahuan, dimensi kreatif ilmu pengetahuan dan perguruan tinggi, disruption, innovation, higher education, science, the creative dimension of science and higher educationAbstract
Disrupsi, lebih dari sekedar gangguan terhadap kemapanan, merupakan
sebuah peluang bagi inovasi pengetahuan dan perguruan tinggi. Dengan
mengacu pada pemikiran Christensen dan Fukuyama mengenai disrupsi, artikel
ini mencoba memperlihatkan dimensi kreatif dan inovatif ilmu pengetahuan
dan perguruan tinggi. Secara khusus, artikel ini menyampaikan 5 tesis penting
tentang dimensi inovatif disrupsi, yaitu, disrupsi mendorong pemberontakan
terhadap dogmatisme dan moralitas yang koruptif dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, menaruh perhatian pada dimensi non-kognitif pengembangan
ilmu pengetahuan, memberikan perhatian pada learning skill daripada
pengembangan pengetahuan dalam kurikulum pendidikan tinggi, mendorong
kerjasama interdisipliner dan multikultural, dan mendorong penelitian menaruh
perhatian pada masalah-masalah fundamental.
Disruption, more than a disturbance to a system and habit, is an
opportunity for innovation. By reference to Christensen and Fukuyama’s thoughts
on disruption, this article tries to trace out the creative and innovative dimensions of
science and higher education. In particular, this article presents 5 important theses on
the innovative dimension of disruption, that are: it encourages the rebellion against
dogmatism and moral corruption in the development of science; pays attention to the
non-cognitive dimension of science development; urges the learning skills rather than
developing knowledge in the higher education curriculum; encourages interdisciplinary
and multicultural collaboration; and lastly, promotes the fundamental issues in
scientific research.
References
to Fail. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press, 1997.
Christensen, Clayton M. “Disruptive Innovation and Catalytic Change in Higher
Education.” In Forum for the Future of Higher Education (2008), hlm. 43-48.
Hardiman, F. Budi. Filsafat Modern: Dari Machiavelli sampai Nietzsche. Jakarta:
Gramedia, 2007.
Fukuyama, Fancis. Th e Great Disruption: Human Nature and the Reconstitution of Social
Order. London: Profi le Books, 1999.
Kasali, Rhenald. Disruption: Tak ada yang tak bisa diubah sebelum dihadapi, Motivasi
saja tidak cukup. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2017.
King, Andrew A. and Baljir Baatartogtokh, “How Useful is the Th eory of Disruptive
Innovation?”. In MIT Sloan Management Review (Fall 2015).
Polanyi, Michael. Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan. Terjemahan Mikhael Dua.
Jakarta: Gramedia, 1996.
Smith, Robert H. “Th e Myth of “Disruptive Innovation.” Dalam https://www.rhsmith.
umd.edu/news/myth-disruptive-innovation/, diunduh pada tanggal 7 Oktober
2017.