Gugurnya Kumbakarna: Dharma dan Cinta
DOI:
https://doi.org/10.25170/respons.v19i02.760Keywords:
kearifan lokal, dharma, kasih, patriotisme, bahasa, dan persatuanAbstract
Istilah “kearifan lokal” dipahami dalam budaya Jawa sebagai mempraktikkan hubungan yang erat antara dharma dan kasih. Hanya orang yang memiliki dharma dan berlaku baik dan menghindarkan yang jahat dalam hubungan dengan sesame manusia. Dharma dinyatakan dalam kasih dan perhatian terhadap pentingnya persatuan Indonesia melalui berbicara dalam satu bahasa yang tidak berasal dari salah satu budaya lokal. Kearifan lokal dengan demikian memaksudkan penguatan rasa cinta tanah air sendiri sebagai dasar untuk mencntai orang dan bangsa lain.
References
Moehkardi. (2011). Sendratari Ramayana Prambanan: Seni Dan Sejarahnya. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Nussbaum, Martha C. (2013). Political Emotions: Why Love Matters for Justice. Harvard University Press.
Suseno, Franz Magnis. (2003). Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia.
Zoetmulder, P.J. (1991). Manunggaling Kawula Gusti:Pantheisme Dan Monisme Dalam Sastra Suluk Jawa: Suatu Studi Filsafat. (Dick Hartoko: Penerjemah). Jakarta; Gramedia.
Freeland, Felicia Hughes. (2008). “Becoming A Puppet”:Javanese Dance As Spiritual Art. The Journal Of Religion And Theater. http://www.rtjournal.org. ISSN 1544-8762. Vol.7, No. 1.
Soedarsono, R.M. (1969). The History And Characterization Of Javanese Classical Dance. Ethnomusicology: Fall; 496-508.
Noerhadi, Toeti Heraty. (Ed.) (2013). Berpijak Pada Filsafat: Kumpulan Sinopsis Disertasi Program Pascasarjana Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Universitas Indonesia. Buku Satu: Bio Etika Dan Epistemologi. Depok: Komunitas Bambu
Hukum, A.J. Hypnosis Kesadaran Transaksional. 3-37.
Koosinah, Serat Wedhatama: Suatu Kajian Pemikiran Filsafat. 299-308