Penerimaan Diri dan Kepuasan Pernikahan pada Orang Tua dari Anak Penyandang Autisme
DOI:
https://doi.org/10.25170/manasa.v14i1.6685Keywords:
marital satisfaction, autism , self-acceptanceAbstract
Parents of children with autism often experience lower levels of marital satisfaction. Achieving marital satisfaction is challenging, as it develops over a long period of time. Many studies indicate that self-acceptance is among the key factors associated with marital satisfaction. However, further research is needed to better understand the relationship between these two variables, particularly given the unique challenges faced by families raising children with autism. This study aims to examine the relationship between self-acceptance and marital satisfaction among parents of children with autism. A quantitative approach with correlational explanatory design was employed. Data was collected using convenience sampling, involving 24 married couples who have children with autism. The results showed no significant relationship between self-acceptance and marital satisfaction of parents of children with autism. Further research is recommended to explore additional variables that may mediate the relationship between self-acceptance and marital satisfaction.
References
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental disorders (5th ed., p.). American Psychiatric Association.
Barara, I. (2009). Kepuasan perkawinan pada orang tua yang memiliki anak autis di nanggroe aceh darussalam. (Skripsi). Universitas Sumatra Utara
Cahyani, R. A. (2015). Penerimaan diri ibu dengan anak berkebutuhan khusus di mojokerto (Skripsi). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/3136
Daroni, G. A., Salim, A., & Sunardi. (2018). Impact of parent’s divorce on children’s education for disability kids. Indonesian Journal of Disability Studies, 5(1), 1–9. https://doi.org/10.21776/ub.ijds.2018.005.01.1
Faradina, N. (2016). Penerimaan diri pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. EJournal Psikologi, 4(4), 386–396. https://ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2016/
Fowers, B. J. and Olson, D. H. (1993). ENRICH marital satisfaction scale: A brief research and clinical tool. Journal of Family Psychology. 7(2), 176-185. https://psycnet.apa.org/doi/10.1037/0893-3200.7.2.176
Fowers, B. J.& Olson, D. H. (1989). ENRICH Marital Inventory: A discriminant validity and cross-validity. Journal of Marital and Family,15(1), 65-79. https://psycnet.apa.org/doi/10.1111/j.1752-0606.1989.tb00777.x
Gargiulo, R. M., & Bouck, E. C. (2018). Special education in contemporary society: An introduction to exceptionality. Sage Publications.
Halodoc, R. (2018). Jumlah anak maksimal yang disarankan untuk kesehatan. Halodoc. https://www.halodoc.com/artikel/jumlah-anak-maksimal-yang-disarankan-untuk-kesehatan
Hurlock, E. B. (2009). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Khan, F., & Aftab, S. (2013). Marital satisfaction and perceived social support as vulnerability factors to depression. American International Journal of Social Science, 2(5), 99-107. http://www.aijssnet.com/
Malik, F. (2018). Hubungan kesejahteraan subjektif dan resolusi konflik terhadap kepuasan pernikahan orang tua yang memiliki anak autis. Psikoborneo, 6(1), 36–42. https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/psikoneo/article/view/4525
Mentari News. (2019, February 27). Bagaimana sikap orang tua terhadap anak berkebutuhan khusus? Mentari News. https://mentari.news/2019/02/bagaimana-sikap-orang-tua-terhadap-anak-berkebutuhan-khusus/
Noller, P. & Feeney, J. A. (2002). Understanding marriage: Developments in the Study of Couple Interaction. Cambridge University Press.
Novita, M., Dan, D., & Wibhowo, C. (2014). Proses penerimaan ayah terhadap anak penderita down syndrome. Jurnal Psikologi, 13(2). https://doi.org/10.24167/psiko.v13i2.264
Pasaribu, E. N., & Nurmina. (2019). Perbedaan kepuasan pernikahan pada istri LDM berdasarkan perkembangan keluarga (I dan IV). Jurnal Riset Psikologi, 324(2), 1–10.
Pratitis, A. H., & Hendriani, W. (2013). Proses penerimaan diri perempuan dewasa awal yang mengalami kekerasan seksual pada masa anak-anak. Jurnal Kepribadian dan Sosial, 2(2), 71-78. https://journal.unair.ac.id/JPKS@proses-penerimaan-diri-perempuan-dewasa-awal-yang-mengalami-kekerasan-seksual-pada-masa-anak-anak-article-8912-media-52-category-10.html
Pratiwi, I. D. A. (2017). Hubungan penerimaan diri dan kebahagiaan pada orang tua yang memiliki anak difabel. (Skripsi). Universitas Negeri Semarang
Pullen, H. K. (2014). Exceptional learners: An introduction to special education (Twelfth Edition). Pearson.
Putra, I. A. M. G. D. S. (2019). Kepuasan perkawinan pada orang tua yang memiliki anak autisme (Skripsi). Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Rachmayanti, S., & Zulkaida, A. (2007). Penerimaan diri orang tua terhadap anak autisme dan peranannya dalam terapi autisme. Jurnal Psikologi, 1(1), 7 – 17. https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/277/217.
Saniya, (2016). Hubungan stres dengan kepuasan perkawinan pada orang tua yang memiliki anak autisme di kota pekanbaru tahun. (Tesis), Universitas Andalas.
Selvi & Sudarji, S. (2017). Gambaran faktor yang mempengaruhi penerimaan diri orang tua yang memiliki anak autisme. Jurnal Psibernetika, 10(2), 70–80. http://dx.doi.org/10.30813/psibernetika.v10i2.1043
Sudarmintawan, P. S. I., & Suarya, L. M. K. S. (2018). Gambaran penerimaan ibu dengan anak autisme serta penerapan terhadap diet bebas gluten dan kasein. Jurnal Psikologi Udayana, 72–86.
Tholiah, L. (2017). Hubungan penerimaan orang tua terhadap anak autis dengan kebahagiaan. (Skripsi). Institut Agama Islam Parepare.
Wilujeng, C. P. (2017). Penerimaan diri dan motivasi orang tua yang memiliki anak tunarungu yang bersekolah di SLB PSM Cilongok. (Skripsi). Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Purwokerto.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 MANASA

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.