Irony and Mysticism: the Role of “panakawan” in the Javanese Shadow Play (wayang)

Authors

  • Alois A Nugroho

DOI:

https://doi.org/10.25170/respons.v19i02.758

Keywords:

Punakawan, ironi, dan mistisisme

Abstract

Punakawan merupakan lakon yang benar-benar khas dalam pertunjukan wayang Jawa. Punakawan adalah tokoh-tokoh dalam pertunjukan wayang yang biasanya disertai tawa penonton berkenaan dengan tampilan fisik mereka yang jelek serta watak dan perilaku tertentu untuk dicamkan. Tulisan ini akan mengemukakan dua hal. Pertama, bagaimana punakawan menertawakan sifat-sifat yang ada pada manusia pada umumnya dan pada diri mereka sendiri. Kedua, secara implisit pertunjukan ini mau menyatakan derajat metafisis punakawan atau hamba tidak berbeda di bawah derajat kaum brahmana dan ksatria karena mereka pun sesungguhnya putera-putera dewata.

References

Echols, John M. and Hassan Shadily, 1989, Kamus Indonesia-Inggris. An Indonesian- English Dictionary, Jakarta: Gramedia.
Mulder, Niels, 1978, Mysticism and Everyday Life in Contemporary Java, Singapore: Singapore UP.
Rorty, Richard, 1989. Contingency, Irony and Solidarity, Cambridge: Cambridge UP.
Santoso, Edi, 2015. Identitas Lokal dalam Media Sosial, (Local Identity in Social Media), a dissertation of the Department of Communication, University of Indonesia, 2015, written under the guidance of Prof. Sasa Djuarsa Senjaja, Ph.D and Prof. Alois Agus Nugroho, Ph.D.
Smulligan, Raymond, 1980. This Book Needs No Title: A Budget of Living Paradoxes, New Jersey: Prentice Hall.

Published

2019-08-09

How to Cite

Nugroho, A. A. (2019). Irony and Mysticism: the Role of “panakawan” in the Javanese Shadow Play (wayang). Respons: Jurnal Etika Sosial, 19(02), 165–175. https://doi.org/10.25170/respons.v19i02.758
Abstract views: 33