Memaknai Kuliner Tradisional diNusantara: Sebuah Tinjauan Etis
DOI:
https://doi.org/10.25170/respons.v21i01.527Kata Kunci:
kuliner di nusantara, etika, nilai, kearifan lokalAbstrak
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia menyatakan identitasnya melalui
makanan dan seni kuliner. Makan bukan hanya soal makan tetapi proses di balik
itu, yaitu bagaimana menjadikan makan sebagai cita rasa warisan budaya. Paper ini
mencoba merumuskan masalah etis di balik makanan dan aktivitas kuliner dengan
memberi perhatian pada masalah hak cipta dan pembelaan terhadap identitas nasional
Referensi
Amerine, Maynard A., “Flavor as Value” dalam Food and Civilization (Voice of America
Forum Lectures: Charles C. Thomas Publisher, 1966).
Bell, David, “Taste and Space: Eating Out in the City Today” dalamCulinary Taste,
Consumer Behaviour in The International Restaurant Sector, ed. Donald
Sloan(Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann, 2004)
Coff, Christian, The Taste for Ethics: An Ethics of Food Consumption (Dordrecht: Springer,
2006).
Montanari, Massimo, Food is Culture, (New York: Columbia University Press, 2004).
Dewi, Trisna K. S., “Kearifan Lokal ‘Makanan Tradisional’: Rekonstruksi Naskah Jawa
dan Fungsinya dalam Masyarakat”, Jurnal Manassa, Vol. 1, No. 1, 2011.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990.
Martion & Hidajat, Robby,“Struktur Simbolik Kuliner Rendang di Tanah Rantau”,
Jantra: Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol. 9, No. 1, Juni 2014.
Telfer, Elizabeth, Food for Thought: Philosophy and Food (London: Routledge, 1996).
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008).
Rondhi, Mohammad, “Tumpeng: Sebuah Kajian dalam Perspektif Psikologi Antropologi”,
dalam Jurnal Seni IMAJINASI, Vol 3., No. 1, 2007.
Simmel, Georg, “Sociology of The Meal” dalam Simmel On Culture : Selected
Writings Theory, Culture & Society, ed. David Frisby & Mike
Featherstone (London: SAGE Publications Ltd., 1997).
Susanti, Anik “Akulturasi Budaya Belanda dan Jawa: Kajian Historis pada Kasus Kuliner Sup
dan Bistik Jawa Tahun 1900-1942)”,AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, Vol.
1, No. 3, Oktober 2013.
Forum Lectures: Charles C. Thomas Publisher, 1966).
Bell, David, “Taste and Space: Eating Out in the City Today” dalamCulinary Taste,
Consumer Behaviour in The International Restaurant Sector, ed. Donald
Sloan(Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann, 2004)
Coff, Christian, The Taste for Ethics: An Ethics of Food Consumption (Dordrecht: Springer,
2006).
Montanari, Massimo, Food is Culture, (New York: Columbia University Press, 2004).
Dewi, Trisna K. S., “Kearifan Lokal ‘Makanan Tradisional’: Rekonstruksi Naskah Jawa
dan Fungsinya dalam Masyarakat”, Jurnal Manassa, Vol. 1, No. 1, 2011.
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990.
Martion & Hidajat, Robby,“Struktur Simbolik Kuliner Rendang di Tanah Rantau”,
Jantra: Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol. 9, No. 1, Juni 2014.
Telfer, Elizabeth, Food for Thought: Philosophy and Food (London: Routledge, 1996).
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008).
Rondhi, Mohammad, “Tumpeng: Sebuah Kajian dalam Perspektif Psikologi Antropologi”,
dalam Jurnal Seni IMAJINASI, Vol 3., No. 1, 2007.
Simmel, Georg, “Sociology of The Meal” dalam Simmel On Culture : Selected
Writings Theory, Culture & Society, ed. David Frisby & Mike
Featherstone (London: SAGE Publications Ltd., 1997).
Susanti, Anik “Akulturasi Budaya Belanda dan Jawa: Kajian Historis pada Kasus Kuliner Sup
dan Bistik Jawa Tahun 1900-1942)”,AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah, Vol.
1, No. 3, Oktober 2013.
Unduhan
Diterbitkan
2019-05-27
Cara Mengutip
Setiawan, R. (2019). Memaknai Kuliner Tradisional diNusantara: Sebuah Tinjauan Etis. Respons: Jurnal Etika Sosial, 21(01), 113–140. https://doi.org/10.25170/respons.v21i01.527
Terbitan
Bagian
Articles