Bagaimana relevansi Erasmus untuk zaman kita?
DOI:
https://doi.org/10.25170/respons.v16i01.722Kata Kunci:
Sejarah zaman modern, renaissance, humanisme, peperangan, reformasi.Abstrak
Erasmus hidup lima abad yang lalu di tempat dan dalam suasana kebudayaan yang sangat berbeda dari situasi kita sekarang di Indonesia. Namun, bila kita mendalami pemikiran dan kegiatannya banyak pelajaran dapat dipetik yang masih bermanfaat untuk kita. Erasmus waktu itu sudah merupakan figur yang berorientasi internasional dan dengan demikian menolak segala bentuk provinsialisme. Jika kita ingin memerangi korupsi, pantas kita memandang sikapnya yang menghargai kejujuran dan membenci pembohongan. Kita bisa belajar dari cintanya akan perdamaian dan penolakannya yang tegas dari konflik dan peperangan yang pada waktu itu pun banyak terjadi. Pada zaman Erasmus belum dikenal demokrasi sebagai bentuk bernegara dan bermasyarakat atau hak asasi manusia yang merupakan salah satu dasarnya, namun pandangannya dapat menerangi kita yang sedang berusaha mengembangkan hidup bersama demokratis dan reformasi pemerintahan. Dengan cara-cara ini masih banyak yang kita bisa belajar dari tokoh asal Rotterdam itu.
Referensi
hal. 536.
Armstrong, Brian J. (1994). ”Erasmus, Desiderius”, dalam Encyclopedia Americana,
vol. 10, hal. 541-542.
Gilmore, M.P. (2003). ”Erasmus, Desiderius”, dalam: New Catholic Encyclopedia,
vol. 5, second edition, hal. 314-316.
Glind, Aalt van de (ed.). (1992). Erasmus: Europeaan, Humanist, Christen.
Apeldoorn: Auctor.
Huizinga, Johan. (2001). Erasmus. Rotterdam: Ad. Donker (edisi pertama:
1924).
Jong, J. de. (1935). ”Erasmus”, dalam: De Katholieke Encyclopaedia, vol. 10, hal.
291-295.