REPOSITIONING FARMERS AGRO-FOOD VALUE CHAIN: DESK RESEARCH FROM THREE DEVELOPMENT PROJECTS IN NTT PROVINCE
Kata Kunci:
Rantai Nilai (value chain), pekerjaan yang layak, petani, agro-pangan, pembangunan berkelanjutanAbstrak
Petani adalah kelompok yang paling rentan dalam rantai nilai pangan-pertanian meskipun
mereka memiliki peran vital sebagai produsen. Kerentanan ini disebabkan oleh keterbatasan
akses kepada informasi, pendidikan, pelatihan, akses terbatas terhadap bahan baku sebagai
input dan daya tawar dalam rantai pasok. Lebih lanjut, para petani juga rentan terhadap
berbagai tekanan mendadak (shock) yang disebabkan oleh perubahan iklim, perubahan
mendadak di pasar, fluktuasi pasar, dan ketidakpastian pasar. Mayoritas petani hidup di
daerah terpencil, yang menyebabkan ketergantungan mereka terhadap aktor pasar lainnya
untuk memasarkan produk mereka. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi para petani.
Beberapa program yang diprakarsai oleh organisasi-organisasi internasional telah
menggunakan rantai nilai (value chain) sebagai pendekatan programatik, dan alat untuk
mengidentifikasi area-area utama yang membutuhkan peningkatan dan yang lebih penting
memberikan posisi yang lebih baik bagi petani dalam rantai pasok dengan cara meningkatkan
nilai tambah produk mereka, posisi tawar, pengorganisasian petani dalam kelompok serta
dukungan lain yang memungkinkan petani berada pada posisi lebih kuat dan mendapatkan
lebih banyak manfaat di pasar melalui jaringan yang lebih baik atau bekerja langsung dengan
pembeli atau perusahaan. Makalah ini fokus pada analisa pengalaman tiga interfensi rantai
nilai (value chain) yang dipilih di provinsi NTT di Indonesia dalam menjembatani petani
untuk memiliki peranan yang baru, kapasitas yang lebih baik, dan menempatkan kembali
posisi petani dalam rantai nilai (value chain) pertanian-pangan dari kelompok yang paling
lemah menjadi pemain yang lebih berkedudukan kuat dan berkelanjutan dalam rantai nilai
(value chain). Kajian ini menggunakan kajian pustaka untuk menangkap pembelajaran awal
dari tiga proyek pembangunan di provinsi NTT yang dimulai selama periode 2013-2016.
Temuan menunjukkan bahwa intervensi terpadu berdasarkan analisa rantai nilai (value chain)
yang komprehensif dapat berkontribusi dalam meningkatkan peran petani, tidak hanya
sebagai produsen pertanian-pangan namun juga dalam melakukan perdagangan langsung
dengan pembeli skala besar dan melewati kolektor atau perantara, memiliki kontrak pertanian
baru dengan perusahaan untuk bekerja di pertanian yang berbasis subsisten, dan
mereplikasikannya sehingga mereka memiliki posisi yang lebih baik dalam mata pencaharian
atau komoditas lain yang dapat mereka hasilkan. Untuk melengkapi kajian pustaka ini
dibutuhkan penelitian lapangan lanjutan untuk melihat dampak nyata dari setiap proyek.
Referensi
Trends and Challanges in the
Indonesian Labour Market.
Mandaluyong City, Manila,
Philippines.
Beez, Peter. (Eds.). (2015). The
Operational Guide for the Making
Markets Work for the Poor (M4P)
Approach. Switzerland: Swiss
Agency for Development and
Cooperation.
Curtis, B., & Curtis, C. (2011). Secondary
research- more than literature
reviews. In B. Curtis, & C. Curtis,
Social Research (pp. 217-241).
City Road, London: SAGE.
De Wildt, Marieke de Ruijter., Elliot,
David., & Hitchins, Rob. (Eds.).
(2006). Making Markets Work for
the Poor: Comparative Approaches
to Private Sector Development.
Switzerland, Bern: Swiss
Confederation.
Ronnas, P., & Kwong, M. (2011).
Employment diagnostic analysis.
Switzerland: ILO, Employment
Sector.
Heinze, A. S. (July 2017a). ValueLinks 2.0
Manual on Sustainable Value
chain Development (Vol. I).
Eschborn, Germany: GIZ.
Heinze, A. S. (July 2017b). ValueLinks 2.0
Manual on Sustainable Value
chain Development (Vol. II).
Eschborn, Germany: GIZ.
Sievers, Merten. (Eds.). (2015). Value
Chain Development for Decent
Work: How to Create Employment
37
and Improve Working Condition in
Targeted Sectors. Switzerland,
Geneva: ILO.
Sirait, George Martin (Eds.). (2016). Final
evaluation report Decent Work for
Food Security in East Nusa
Tenggara. Unpublished report,
Indonesia, East Nusa Tenggara:
ILO.
Connell, John G. (Eds.). (2014). Value
Chain Development: Operational
Guidelines for ILO DW4FSSRD in
NTT. Unpublished report,
Indonesia, NTT:ILO
BPKP Provinsi NTT(Eds.). (2015).
Laporan Akuntabilitas Instansi
Pemerintah Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan
Perwakilan Provinsi Nusa
Tenggara Timur .Kupang,
Indonesia: BPKP Provinsi NTT.
Hakemulder, Roel and Value Chain
Development Team. (Eds.). (2015).
Value Chain Development for
Decent Work: How to Create
Employment and Improve Working
Conditions in Targeted Sectors.
Geneva: ILO
Website:
Retrieved on 22 January 2018 from
AIP-PRISMA. (2016), Promoting Rural
Incomes though support to Market
in Agriculture, Progress report and
Implementation Plan. Retrieved
from https://aip-
rural.or.id/en/publications/docume
nts
BAPPEDA Prov NTT. (2016, July 22).
BAPPEDA PROVINSI NTT.
Retrieved from BAPPEDA
PROVINSI NTT:
http://bappeda.nttprov.go.id/index.
php/item/286-profil-kemiskinan-di-
nusa-tenggara-timur-maret-2016
Retrieved on 10 February 2018 from
Destrianita. (2017, July 17). Maret 2017,
Jumlah Penduduk Miskin Indonesia
Capai 27,77 juta. Retrieved from
https://bisnis.tempo.co/read/89213
0/maret-2017-jumlah-penduduk-
miskin-indonesia-capai-2777-juta
Retrieved on 10 February 2018 from
Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa
Tenggara Timur. (2016). Jumlah
Penduduk per Kabupaten/Kota
Tahun 1980,1990,200,2010,2011-
2016. Retrieved from
https://ntt.bps.go.id/linkTableDina
mis/view/id/360
Bryne, D. (2017). SAGE Research Method.
Retrieved from SAGE:
http://dx.doi.org/10.4135/9781526
408518.n8
Retrieved on 11 February 2018 from
World Vision (2015). Local Value Chain
development: an effective approach
for improving access to profitable
markets for farmers and producers.
Guidance for development
programmes. Retrieved from
https://www.wvi.org/development/
publication/local- value-chain-
development
Retrieved on 11 February 2018
from
World Vision (2015). A Summary of
Evidence: World Vision’s Local
Value Chain Development Project
Model. Retrieved from
https://www.worldvision.ca/World
VisionCanada/media/our-work-
sector-report- pdf/value-chain-
development-report.pdf
Retrieved on 14 February 2018 from
Antara, (2017, January 05). Penduduk
Miskin NTT Bertambah. Retrieved
from
http://news.metrotvnews.com/daera
38
h/yKXweJ0k-penduduk-miskin-di-
ntt-bertambah
Sonia Fitri, a. p. (2015, September 17).
www.republika.co.id. Retrieved
from
http://www.republika.co.id/berita/k
ementan/berita-
kementan/15/09/17/nut8u7368-
jumlah-petani-miskin-bertambah-
ini-kata-mentan
Retrieved on 17 February 2018 from
Sekertariat Kabinet Republik Indonesia,
(2017, January 03) BPS: Per
September 2016, Jumlah Penduduk
Miskin Indonesia Berkurang 0,25
Juta. Retrieved
from http://setkab.go.id/bps-per-
september-2016-jumlah-penduduk-
miskin-indonesia-bekurang-025-
juta