Moving Towards SDG 12 through Collaboration and Co-creation: Case Study of Garnier and eRecycle
DOI:
https://doi.org/10.25170/interact.v11i2.3764Keywords:
eRecycle, Garnier Indonesia, ko-kreasi, ko-produksi, komunikasi keberlanjutanAbstract
Dari 17 SDG yang dipaparkan pada Peta Jalan SDGs Indonesia. Menuju 2030, SDG12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab adalah salah satu yang paling tidak menjadi prioritas, dilihat dari minimnya data, tujuan, dan diskusi terkait arah kebijakan. Namun demikian, brand dan perusahaan gesit menjawab dorongan untuk mencapai SDG dengan mengambil langkah keberlanjutan di sepanjang proses bisnis dan mengkomunikasikan hal tersebut ke pemangku kepentingan melalui berbagai kanal. Salah satunya adalah Garnier Indonesia, yang melakukan koproduksi layanan pengelolaan sampah terintegrasi dengan eRecyccle. Layanan ini gratis dan konsumen dapat memesan penjemputan sampah anorganik bersih dan terpilah. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan memahami peran brand co-creation dalam mengkomunikasikan konsumsi berlanjut terutama dalam pengelolaan sampah. Ini dilakukan menggunakan kerangka konsep co- production, co-creation, dan komunikasi keberlanjutan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan orang-orang kunci terkait kolaborasi ini, serta analisis data sekunder yang diterbitkan pada kanal daring Garnier dan eRecycle. Studi ini menyimpulkan bahwa kolaborasi antara Garnier dan eRecycle dapat dianalisis dalam dua fase: co-production dan co-creation. Lebih jauh lagi, proses co-creation antara konsumen dengan kedua brand terjadi dalam dua faset: dengan Garnier dan/atau eRecycle sebagai sebuah brand, dan dengan eRecycle sebagai sebuah layanan. Faset pertama mendorong ko-kreasi keberlanjutan secara tidak langsung, dan fase kedua menghasilkan ko-kreasi keberlanjutan secara langsung. Hal ini juga menunjukkan bahwa pendekatan ko-kreasi dapat diadopsi sebagai strategi untuk mengkomunikasikan mengenai keberlanjutan kepada masyarakat luas.