Editorial

Authors

  • Rodemeus Ristyantoro Pusat Pengembangan Etika (PPE), Unika Atma Jaya Jakarta

DOI:

https://doi.org/10.25170/respons.v14i02.409

Abstract

Mengamati drama sengketa antar para anggota Dewan PerwakilanRakyat panitia khusus (pansus) Bank Century yang cukup seru, muncul pertanyaan “Siapakah sebenarnya yang layak menyandang predikat politikus atau politisi?” Dalam pengertian klasik politisi adalah orang-orang yang hidup dalam dan mengatur polis. Aristoteles dalam karyanya Politikmembedakan polis (negara kota) dengan oikos (rumah tangga). Polis dan oikos adalah dua kutub yang saling berlawanan. Dalam oikos berlaku relasi antaramenguasai dan dikuasai. Hal ini tampak jelas dalam kehidupan rumahtangga. Namun hubungan rumah tangga ini diangkat Hannah Arendt ketingkat yang lebih tinggi (abstrak) dan mengubahnya menjadi kategoripemikiran politis. Artinya, oikos dipahami lebih dari sekedar kehidupankeluarga konkrit, tetapi juga sebagai modus sosialisasi prapolitis suatumasyarakat. Tulis Arendt, “Semua konsep kita tentang tatanan politis,seperti konsep dikuasai-menguasai, negara, dan konsep pemerintahan, dapat dipandang sebagai prapolitis. Mereka tidak termasuk dalam polis.”

Published

2009-12-01

How to Cite

Ristyantoro, R. (2009). Editorial. Respons: Jurnal Etika Sosial, 14(02), None. https://doi.org/10.25170/respons.v14i02.409
Abstract views: 44