Keutamaan Dalam Tembang Sinom dari Gending Sekar Macapat
DOI:
https://doi.org/10.25170/respons.v20i02.550Keywords:
gending, macapat, keutamaan, respek, makhluk hidup, hukum, moral, virtue, living beings, respect, law, moralityAbstract
Gending merupakan salah satu tradisi bernyanyi yang tidak pernah
ditinggalkan oleh orang Jawa. Dalam budaya Jawa, gending bukan sekedar artefak
yang menggambarkan jiwa estetis orang Jawa tetapi di dalam gending ada nasihatnasihat
bijak dan cara berpikir filosofis yang akan diajarkan kepada anak-anak generasi
penerusnya tentang bagaimana sejatinya manusia harus hidup. Menghargai alam,
menjaga relasi antar sesama manusia dan membangun kesadaran diri sebagai manusia
merupakan inti ajaran dari seni tersebut. Macapat adalah salah satu jenis gending Jawa
berisi kumpulan lagu. Macapat muncul pada akhir Majapahit saat mulainya pengaruh
Walisanga di Jawa Tengah sedangkan di Jawa Timur dan Bali macapat telah dikenal
sebelum datangnya Islam. Tujuan dari tulisan ini adalah memperkenalkan Macapat
sebagai ajaran tentang tentang hidup yang baik melalui menghargai hidup bersama
semua makluk hidup.
Gending is one of the Javanese living traditions in teaching children
about virtue by singing. Gendhing in Javanese culture is not mere artifact expressing
Javanese sense of art but it is more an art of teaching and developing practical wisdom
to children in order to have virtue in living a live as human being. Respect to living
beings both nature and human is the main concern of Gending. Macapat is considered
as a kind of gending consisting songs. Macapat in the end of Majapahit empire mainly
during the time of Walisanga spreading their Islamic influences in Central Java while
in East Java and Bali Island sedangkan di Jawa Timur dan Bali macapat telah dikenal
sebelum datangnya Islam Macapat was developed before the coming of Islam. The aim
of this paper is to introduce as a kind of moal taching how to live a good live through
respect to all living beings.
References
Budaya UGM: Yogyakarta.
Franz Magnis-Suseno, 1997. 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yu7nani Sampai Abad ke-19,
Yogyakarta : Kanisius.
Mardiwarsito, L., 1981. Kamus Jawa Kuna-Indonesia, (Cetakan II), Ende-Flores: Nusa
Indah.
Poerbatjaraka. 1952. Kepustakaan Djawa, Jakarta: Djambatan.
Saputra, Karsono H. 1992, Pengantar Sekar Macapat, Depok: Fakultas Sastra Universitas
Indonesia.