Dua Versi Satu "Fakta" Sejarah? Hermeneutika Sebagai Acuan Kritik Ideologi Sejarah Orde Baru

Authors

  • Alexander Seran

DOI:

https://doi.org/10.25170/respons.v20i02.547

Keywords:

Orde Lama, Orde Baru, nilai-nilai dasar, ideologi, pendidikan, sejarah, Old Regime, New Regime, basic values, ideology, education, history

Abstract

Tampaknya pertanyaan tentang Orde Baru tidak lagi fokus pada kapan
dimulai tetapi apa dan mengapa Orde Baru itu bisa ”berhasil” mengakhiri sebuah
rezim (Orde Lama) yang sejak awal, sehari setelah Proklamasi dikumndangkan, yakni
18 Agustus 1945, ditetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
menjadi implementor nilai-nilai dasar dan ideologi negara dalam membangun sistem
demokrasi yang berkepribadian Indonesia. Dengan demikian pendidikan sejarah
nasional tidak secara parsial dan deterministik mematok sebuah momen seakan-akan
itulah awal mula sejarah padahal momen itu lebih mendeskripsikan kepentingan
penguasa ketimbang apa yang diklaim jati diri bangsa yang seharusnya dilaksanakan
secara murni dan konsekuen (bukan terutama ”kemarin” tetapi) hic et nunc (sekarang
dan di sini). Filsafat tentang sejarah terletak pada pemikiran di balik apa yang nyata
terjadi.

The question about New Order is longer focused on when it was happened
rather on why the New Order regime led by Suharto was successfully put to end the
old regime of Sukarno? A philosophy of history tends to seek the insight of an event
rather than what has been experienced as a matter of fact. Therefore the reading of
national history cannot be confined to the 1965 killing of generals as if it was at all
the whole story. If the writing of history was designed to meet the interest of who is
actually in power then the truth about history is missing.Hermeneutic interpretation
may help to enlarge reflection to keep the truth reveals itself a long the memory that
is continuously made present what has to be done and how to prevent society to fall
twice in the same hole.

 

References

Alford, C. Fred dalam artikelnya “Is Jürgen Habermas’s Reconstructive Science Really
Science?” dalam Theory and Society, Vol. 14, No. 3 (May, 1985). Published by:
SpringerStable URL: http://www.jstor.org/stable/657118Accessed: 29/11/2010
21:41.
Bartor, Assnat “Reading Biblical Law as Narrative” dalam Prooftexts, Vol. 32, No. 3 (Fall
2012). Published by: Indiana University Press. Stable URL: http://www.jstor.
org/stable/10.2979/prooftexts.32.3.292. Accessed: 16/02/2015 04:02.
Derrida, Jacques”Structure, Sign and Play in the Discourse of the Human Sciences” dalam
Writing and Difference, diterjemhkan oleh Alan Bass dari teks berbahasa Prancis
L’ćriture et la difference (London and New York: Routledge & Kegan Paul Ltd:
The University of Chicago, 1978).
Droysen, Johann Gustav, 1868. Grundriss der Historik,Verlag von Veit & Comp.
Fisher, Walter R. 1989, Human Communication as Narration: Toward a Philosophy of
Reason, Value, and Action, Columbia: University of South Carolina Press.
Fukuyama, Francis, 1999. “Gagasan untuk Sejarah Universal” dalam The End of History
and the Last Man: Kemenangan Kapitalisme dan Demokrasi Liberal, diterjemahkan
oleh M.H. Amrullah, Yogyakarta: Pen Qalam.
Gerakan 30 September: Antara Fakta dan Rekayasa, Berdadasarkan Kesaksian Para Pelaku,
1999.Yogyakarta: CV Adipura.
Humboldt, Wilhelm von, 2000. “Foundation: Language, understanding, and the
Historical World” dalam Kurt-Mueller-Vollmer (ed.), The Hermeneutics Reader,
New York: Continuum.
Habermas, Jürgen, 1968. Erkenntnis und Interesse, diterjemahkan oleh J.J. Shapiro, 1977.
Knowledge and Human Interests, Boston: Beacon Press.
Habermas, Jürgen “Reconciliation Through the Public use of Reason: Remarks on John
Rawls’s Political Liberalism” dalam The Journal of Philosophy, Vol. 92, No. 3
(Mar., 1995). Published by: Journal of Philosophy, Inc.Stable URL: http://www.
jstor.org/stable/2940842 .Accessed: 12/07/2013 08:42.
Habermas, Jürgen, 2002 The Postnational Constallation:Political Essays, diterjemahkan
dari teks berbahasa Jerman Die posnationale Konstellation: Politische Essays oleh
Max Pensky. Cambridge: MIT Press.
Habermas, Jürgen, 1996. Between Facts and Norms: Contributions to a Discourse
Theory of Law and Democracy, diterjemahkan dari teks berbahasa Jerman
Faktizität und Geltung: Beträge zur Diskurstheorie des rechts und des
demokratischen Rechtsstaats oleh William Rehg, Cambridge: Polity Press.
Habermas, Jürgen, 1987. The Theory of Communicative Action: Life-world and System, a
Critique of Functionalist Reason, vol. 2, diterjemahkan dari teks berbahasa Jerman
Theorie des kommunikativen Handelns, Band 2, Zur Kritik der funktionalistischen
Vernunft oleh Thomas MacCarthy, Boston: Beacon Press.
Habermas, Jürgen, 1989. The Structural Transformation of the Public Sphere: An Inquiry
into a Category of Bourgeois Society, diterjemahkan dari teks berbahasa Jerman
Strukturwandel der Öffentlicheit oleh Thomas Burger dan Frederick Lawrence,
Cambridge, Mass: MIT Press.
Hesketh, Ian “The Story of Big History” dalam History of the Present: A Journal of Critical
History, Vol. 4, No. 2 (Fall 2014). Published by: University of Illinois Press. Stable
URL: http://www.jstor.org/stable/10.5406/historypresent.4.2.0171.Accessed:
16/02/2015 04:44.
Kuhn, T.S, 1970. The Structure of Scientific Revolutions,Chicago: Chicago University Press.
Lyotard, Jean-Fançois, 1988. “Re-wiriting Modernity” dalam The Inhuman: Reflections
On Time, diterjemahkan oleh Geoffrey Bennington dan Rachel Bowlby dari
teks berbahasa Prancis L’Inhuman: Causeries sur le temps. Stanford, California:
Stanford University Press.
Lyotard, Jean-Fançois, 2nd ed.,1999, “A Postmodern Fable” dalam Postmodern Fables,
diterjemahkan oleh Georges va Den Abbeele dari teks berbahasa Prancis Moralites
postmodernes, Mineapol, London : Uiversity of Minessota Press.
Marsono, 2005. Susunan dalam Satu Naskah UUD 1945 dengan Perubahan-perubahannya
1999-2002, Jakarta: CV Eko Jaya.
Osmiati, ”Pendidikan Di Indonesia: Sejarah Kurikulum Dan Kurikulum Sejarah Masa
Orde Baru dan Reformasi” dalam Analisis Sejarah, Volume 4, No. 2 (2014).
Universitas Andalas.
Poespowardojo T. M. Soerjanto dan Alexander Seran, 2015. “Teori Paradigma dan
Relativisme Historis” dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan: H Hakikat Ilmu
Pengetahuan dan Kritik terhadap Visi Positivisime Logis serta Implikasi Pengaruhnya
, Jakarta: Pen. Kompas.
Poerwadarminta, WJS, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka,
Cet.V., Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Ricoueur, Paul, Time and Narrative, 1986 vol.2., diterjemahkan oleh Kathleen McLaughlin
dan David Pellauer, Chicago: University of Chicago Press.
Sastrapratedja, M., 2013. “Pancasila dan Identitas Nasional” dalam Lima Gagasan yang
Dapat Mengubah Indonesia, Jakarta : Pusat Kajian Filsafat dan Pancasila.
Singh, Bilveer, 1995. Dwifungsi ABRI: Asal-usul, Aktualisasi dan Implikasinya bagi Stabilitas
dan Pembangunan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Subroto, Hendro, 2007. “Angkatan V” dalam Dewan Revolusi PKI: Menguak Kegagalannya
Mengkomuniskan Indonesia, Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Watkins, John, 1991. “Methodological Individualism and Social Tendencies” dalam
Richard Boyd, et al (eds), The Philosophy of Science, Cambridge: The MIT Press.

Downloads

Published

2019-06-20

How to Cite

Seran, A. (2019). Dua Versi Satu "Fakta" Sejarah? Hermeneutika Sebagai Acuan Kritik Ideologi Sejarah Orde Baru. Respons: Jurnal Etika Sosial, 20(02), 31–71. https://doi.org/10.25170/respons.v20i02.547
Abstract views: 139 | PDF downloads: 257