Perbandingan aktivitas antibakterial ekstrak panas dan ekstrak dingin biji alpukat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan methicillin-resistant Staphylococcus aureus

Authors

DOI:

https://doi.org/10.25170/djm.v24i2.6701

Keywords:

ekstrak biji alpukat, difusi sumuran, MRSA, Persea americana Mill, Staphylococcus aureus

Abstract

Pendahuluan: Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, termasuk Staphylococcus aureus dan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), menjadi masalah kesehatan global dengan angka kematian tinggi. Biji alpukat (Persea americana Mill.) mengandung senyawa dengan potensi antibakterial, seperti flavonoid dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antibakterial ekstrak biji alpukat yang diperoleh melalui teknik ekstraksi dingin (remaserasi) dan panas (refluks) terhadap Staphylococcus aureus dan MRSA.

Metode: Penelitian adalah penelitian eksperimental in vitro. Ekstraksi simplisia biji alpukat dilakukan dengan metode remaserasi (dingin) dan refluks (panas). Dilanjutkan dengan uji fitokimia kualitatif metode penampisan terhadap flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin. Uji kuantitatif dengan metode UV-Vis terhadap senyawa Flavonoid. Uji aktivitas antibakterial dilakukan dengan uji difusi sumuran. Analisis statistik menggunakan uji non parametrik.

Hasil: Ekstrak biji Alpukan memiliki metabolit sekunder flavonioid, alkaloid, saponin, dan Tanin. Ekstrak digin memiliki jumlah flavonoid dengan rata-rata 3,932 mgQE/g. Ekstrak panas memiliki jumlah flavonoid dengan rata-rata 2,288 mgQE/g. Ekstrak dingin dan ekstrak panas biji alpukat memiliki aktivitas antibakterial jika dibandingkan dengan kontrol negatif pada konsentrasi 25% (p<0,05). Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran menunjukkan bahwa ekstrak dingin dan panas memiliki efektivitas yang tidak berbeda signifikan terhadap kedua jenis bakteri pada berbagai konsentrasi (p>0,05). Hasil ini mengindikasikan bahwa kedua metode ekstraksi dapat menghasilkan ekstrak dengan aktivitas antibakteri yang setara.

Simpulan: Ekstrak biji alpukat, baik melalui metode ekstraksi dingin (remaserasi) maupun panas (refluks), memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan MRSA. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara kedua metode ekstraksi dalam menghambat pertumbuhan kedua bakteri​.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

  • Jojor Lamsihar Manalu, Unika Atma Jaya

    Pendidikan S2 Teknik Elektro dan Aplikasi Laser UI, Pendidikan S3 , Ilmu Material UI. Staff Dept Fisiologi FKIK Unika Atma Jaya 1994 - sekarang

  • Yulia Tanti Narwati, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

    S2 MIPA Biologi ITB dan S3 Biomedik FKKMK UGM. Staff Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya-Jakarta

References

1. GBD 2019 Antimicrobial Resistance Collaborators. Global mortality associated with 33 bacterial pathogens in 2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. Lancet. 2022; 400(10369):2221-48.

2. Vestergaard M, Frees D, Ingmer H. Antibiotic resistance and the MRSA problem. Microbiol Spectr. 2019 Mar;7(2):10.1128/microbiolspec.gpp3 -0057-2018.

3. Tong SY, Davis JS, Eichenberger E, Holland TL, Fowler VG Jr. Staphylococcus aureus infections: epidemiology, pathophysiology, clinical manifestations, and management. Clin Microbiol Rev. 2015;28(3):603-61.

4. Staphylococcus aureus Infection - StatPearls - NCBI Bookshelf.

5. Thalib B, Nahar CL. Efektivitas antibakteri ekstrak biji alpukat (Persea amecicana Mill.) terhadap Streptococcus mutans (Antibacterial effective-ness of avocado seed (Persea amecicana Mill.) extract on Streptococcus mutans. Makasar Dent J. 2018; 7(1): 26-9.

6. Retnosari R, Sutrisno S, Handoyo K. Aktivitas antibakteri metabolit sekunder dari ekstrak metanol biji alpukat (Persea amecicana Mill.). J Cis-Trans. 2017;1(1):16-21.

7. Zhang QW, Lin LG, Ye WC. Techniques for extraction and isolation of natural products: a comprehensive review. Chin Med. 2018;17:13-20.

8. Mathews A, Arbal AV, Kaarunya A, Jha PK, Le-Bail A, Rawson A. Chapter Five - Conventional vs modern extraction techniques in the food industry. In: Jafari SM, Akhavan-Mahdavi S, editors. Extraction processes in the food industry [Internet]. Woodhead Publishing; 2024 [cited 2024 May 20]. p. 97–146.

9. Pebrian RF, Marini M, Partiwi S. Pengaruh perbedaan metode maserasi dan remaserasi kulit pisang nangka (Musa paradisiaca L.) terhadap penapisan fitokimia. HERBAPHARMA J Herb Farmacol. 2021;3(2):89–95.

10. Abubakar AR, Haque M. Preparation of medicinal plants: basic extraction and fractionation procedures for experimental purposes. J Pharm Bioallied Sci. 2020;12(1):1–10.

11. Meilanda R, Puspitasari A, Kisdaryeti K. Uji aktivitas antibakteri ekstrak biji alpukat (Persea american Mill.) terhadap bakteri penyebab diare Escherichia coli dan Bacillus cereus. J Surya Med JSM. 2023;9(3):84–91.

12. Saragih DE, Arsita EV. Kandungan fitokimia Zanthoxylum acanthopodium dan potensinya sebagai tanaman obat di wilayah Toba Samosir dan Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Masyarakat Inonesia, Maret 2019; 5(1): 71-6.

13. CLSI. Performance standards for antimicrobial disk susceptibility tests. Approved Standard, 12th ed. CLSI document M02-A12. Wayne, PA: Clinical and Laboratory Standards Institute; 2015.

14. Zada AAS. Perbedaan hasil uji aktivitas antibakteri metode well diffusion dan Kirby Bauer terhadap pertumbuhan bakteri. J Med Hutama. 2021;2(4): 1156–61.

15. Azwanida NN. A review on the extraction methods use in medicinal plants, principle, strength and limitation. Med Aroma Plants. 2024 27;04(03). 100196.

16. Handayani F, Apriliana A, Ariyanti L. Perbandingan metode maserasi dan refluks terhadap rendemen ekstrak daun selutui PukA (Tabernaemontana ma-crocarpa Jack). Jurnal Farmasi Galenika. 2019: 6(1):33–42.

17. Azzahra F, Sari IS, Ashari DN. Penetapan nilai rendemen dan kandungan zat aktif biji alpukat (Persea american Mill.) berdasarkan perbedaan pelarut ekstraksi. J Farm Higea. 2022;14(2):151-60.

18. Xie Y, Yang W, Tang F, Chen X, Ren L. Antibacterial activities of flavonoids: structure-activity relationship and mechanism. Curr Med Chem. 2015;22(1):132-49.

19. Moreno Cardenas C, Çiçek SS. Structure-dependent activity of plant natural products against methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Front Microbiol. 2023;14:1234115.

20. Khairunnisa N, Nasution AN, Lubis AA. Pengaruh ekstrak biji alpukat (Persea Americana Mill.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada luka diabetes metode difusi cakram. Jumkes. 2024;2(3), 270–81.

Published

2025-08-29

How to Cite

1.
Perbandingan aktivitas antibakterial ekstrak panas dan ekstrak dingin biji alpukat terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan methicillin-resistant Staphylococcus aureus. DJM [Internet]. 2025 Aug. 29 [cited 2025 Sep. 6];24(2):119-25. Available from: https://ejournal.atmajaya.ac.id/index.php/damianus/article/view/6701

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>