APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL DALAM PENANGANAN PANDEMI COVID-19 DI PROVINSI DKI JAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.25170/perkotaan.v12i1.1262Keywords:
prevention of the COVID-19 spread, Health Belief Model (HBM), perception, communication, JakartaAbstract
Tulisan berikut ini hendak menyajikan permasalahan di masyarakat DKI Jakarta terkait belum berhasilnya pelaksanaan program pencegahan penyebaran COVID-19 terutama penerapan PSBB dan usulan strategi pemecahannya dengan menggunakan pendekatan Health Belief Model (HBM). HBM merupakan pendekatan psikologi sosial yang menekankan persepsi individu sebagai kunci keberhasilan dilaksanakannya perilaku kesehatan. Persepsi-persepsi kunci dalam model ini antara lain adalah persepsi kerentanan individu untuk tertular COVID-19, persepsi keparahan COVID-19 dan konsekuensi yang akan diderita warga apabila terjangkit penyakit ini, persepsi manfaat melakukan PSBB, persepsi mengenai hambatan pelaksanaan PSBB, self-efficacy warga untuk berhadapan dengan COVID-19, serta sinyal-sinyal terlaksananya perilaku PSBB. Pengamatan lapangan yang dilakukan melalui analisis berita menunjukkan bahwa warga Jakarta masih memiliki persepsi-persepsi yang beragam sehingga belum dapat ditentukan persepsi mereka tergolong tinggi, rendah, positif, atau negatif. Dalam tulisan ini, paparan berbagai persepsi dikemukakan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa permasalahan terjadi di semua persepsi kunci, terutama di persepsi hambatan. Hambatan yang mendasar terkait dengan belum efektifnya PSBB adalah dampak ekonomi. Dalam strategi, penulis mengusulkan adanya kampanye sosial kesehatan dengan menggunakan pendekatan positive reinforcement yang dilaksanakan secara rutin dan terbarukan untuk memberikan informasi yang akurat dan menimbulkan rasa aman dan nyaman pada warga. Selain itu disarankan pula pemerintah memberikan penghargaan ataupun insentif bagi para tenaga medis dan pihak-pihak lain yang secara aktif mendukung program pencegahan penyebaran COVID-19 ini.