ANALISIS KORELASI ANTARA REGULASI EMOSI DAN PERILAKU MEMAAFKAN REMAJA PANTI ASUHAN
CORRELATION ANALYSIS BETWEEN EMOTION REGULATION AND FORGIVENESS BEHAVIOR OF ORPHANAGE ADOLESCENTS
DOI:
https://doi.org/10.25170/psikoedukasi.v21i2.4879Kata Kunci:
Regulasi emosi, mengelola emosi, memaafkan, hubungan baruAbstrak
Regulasi emosi adalah kemampuan individu dalam mengelola emosi yang mencakup kemampuan mengontrol diri, memiliki hubungan interpersonal yang baik, memiliki toleransi terhadap frustasi, memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri dan orang lain, memiliki kemampuan beradaptasi, dan memiliki sikap hati-hati. Perilaku memaafkan adalah upaya individu dalam mengatasi dampak negatif dan penghakiman terhadap pelaku dengan menunjukkan menjalin hubungan baru dengan orang yang pernah menyakiti yang mencakup dimensi emosi, dimensi kognitif, dan dimensi interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat regulasi emosi, tingkat perilaku memaafkan, dan hubungan antara kedua variabel. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan instrumen skala penilaian yang dikembangkan oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, diperoleh bahwa instrumen regulasi emosi memiliki 70 pernyataan yang semuanya valid dengan reliabilitas sebesar 0,975. Demikian juga instrumen perilaku memaafkan memiliki 70 pernyataan yang semuanya valid dengan reliabilitas sebesar 0,976. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara regulasi emosi dan perilaku memaafkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,817. Regulasi emosi memberikan kontribusi sebesar 67% terhadap perilaku memaafkan.
Referensi
Astuti D, Wasidi, & Shintia R. (2019). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Perilaku Memaafkan Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Consilia. 2(1). 1-1. Diunduh dari https://ejournal.unib.ac.id/index.php/j_consilia.
Astuti, W., & Marettih, A. K. E. (2018). Apakah Pemaafan Berkorelasi dengan Psychological Well-Being pada Remaja yang Tinggal di Panti Asuhan?. Jurnal Ilmu Perilaku. 2(1), 41-53. Diunduh dari https://doi.org/10.25077/jip.2.1.41-53.2018.
Essau, C., Leblanc S., & Ollendick T. H. (2017). Emotion Regulation and Psychopathology in Children and Adolescents. Oxford, UK: Oxford University Press.
Farozin, M. (2016). Pedoman Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Goleman, D., Boyatzis, R., & McKee, A. (2004). Primal Leadership: Learning To Lead With Emotional Intelliegence. UK: Harvard Business School Press.
Gross, J. J. (2007). Handbook Of Emotion Regulation. New York: The Guilford Press.
Irwansyah, L. (2016). Kemiskinan, Keluarga dan Prostitusi pada Remaja. Psychology and Humanity. 19(20), 213-218. Diunduh dari http://mpsi.umm.ac.id/files/file/213-%20218%20lutfi%20irwansyah.pdf.
Jahja, R. (2015). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kendana.
Kusnia, R., & Rahmanawati, E. I. (2015). Gambaran Forgiveness pada Orang Bercerai di Kecamatan Kunir Kabupaten Lumajang. Insight: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 11(2).
Manz, C. (2007). Emotional Discipline 5 Langkah Menata Emosi Untuk Merasa Lebih Baik. Jakarta: Pustaka Gramedia Utama.
McCullough, M. E. (2001). Forgiveness: How Does It And How They Do It? . Current Directions in Psychological Science. 6(10), 194-197. http://cdp.sagepub.com/.
Nashori, F. (2011). Meningkatkan kualitas hidup dengan pemaafan. Jurnal Unisia. 7(5), 214-226. Diunduh dari https://journal.uii.ac.id/index.php/Unisia/article/download/5584/5008.
Pedhu, Y. (2022). Forgiveness therapy sebagai salah satu intervensi terapeutik dalam konseling. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia (JBKI). 7 (2), 99-106
Prastiti, W. D. (2013). Peran orangtua dalam perkembangan kemampuan regulasi emosi anak: Model teoritis. Dalam prosiding seminar Nasional: Parenting (Optimalisasi Peran Orangtua dalam Pendidikan Karakter Bangsa). Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/3966/A30.pdf;sequence=1.
Pratisti, W. D., & Prihartanti, N. (2012). Konsep mawas diri Suryomentaram dengan regulasi emosi. Jurnal Penelitian Humaniora, 13(1), 16-29. Diunduh dari http://journals.ums.ac.id/index.php/humaniora/article/viewFile/911/626.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja. Diunduh dari https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-reproduksi-remaja.pdf.
Santrock, J. W. (2002). Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2002). The future of positive psychology :Handbook of positive psychology. New York: Oxford University Press
Umar, N. M. (2012). Regulasi Emosi Pada Remaja Panti Asuhan Muhajirin Balikpapan Timur (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
Worthington, E. L. (2005). Handbook Of Forgiveness. New York: Routledge
Worthington, E. L. (2006). Forgiveness and Reconciliation. New York: Routledge.
Yusuf, S. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Unduhan
Diterbitkan
Versi
- 2023-12-01 (3)
- 2023-12-01 (2)
- 2023-10-31 (1)