PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI BERBASIS KELUARGA DI PENJARINGAN, JAKARTA UTARA

Authors

  • Yunisa Astiarani Departemen Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
  • Felicia Kurniawan Departemen Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
  • Regina Satya Wiraharja Departemen Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia
  • Nur Fitriah Departemen Kesehatan Masyarakat dan Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.25170/mitramas.v1i1.3892

Keywords:

hipertensi, promosi kesehatan, penyakit tidak menular, determinan sosial, kesehatan komunitas

Abstract

Manajemen hipertensi secara individual masih dianggap belum cukup efektif dalam meningkatkan keteraturan pengobatan penderita. Program pencegahan hipertensi berbasis keluarga diharapkan mampu mengatasi masalah keteraturan pengobatan, pencegahan komplikasi dan meningkatkan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Sebuah Rukun Warga (RW) di Penjaringan dibina dalam program komprehensif BERANI (BERsama melawaN hipertensI) yang mengikutsertakan puskesmas, kader kesehatan, akademisi dan keluarga penderita hipertensi. Sebanyak 178 rumah tangga dengan penderita hipertensi dari 631 rumah tangga terdaftar setuju mengikuti kegiatan program. Selain itu, rumah tangga tanpa penderita hipertensi (n=453) juga difasilitasi dalam kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) berkelanjutan untuk penduduk usia 15 tahun ke atas melalui pos pelayanan terpadu. Monitoring tekanan darah, keteraturan pengobatan, pencatatan aktivitas fisik dan evaluasi diet tinggi serat di lakukan oleh kader kesehatan pada keluarga hipertensi tiap bulannya. Setelah dua bulan berjalan, peningkatan monitoring tekanan darah, frekuensi makan sayur buah dan aktivitas fisik sesuai dengan target yang ditetapkan. Keteraturan pengobatan belum mencapai target meskipun peningkatan terjadi di bulan kedua. Peserta pos pemeriksaan terpadu sebagai pos skrining untuk rumah tangga tanpa hipertensi juga mencapai target bulanan yang telah ditetapkan. Dukungan kepala wilayah, kader kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat setempat sangat bermakna dalam keberhasilan program. Pendekatan keluarga efektif dalam meningkatkan monitoring tekanan darah penderita, mendukung keteraturan berobat serta meningkatkan pola hidup yang lebih sehat.
Manajemen hipertensi secara individual masih dianggap belum cukup efektif dalam meningkatkan keteraturan pengobatan penderita. Program pencegahan hipertensi berbasis keluarga diharapkan mampu mengatasi masalah keteraturan pengobatan, pencegahan komplikasi dan meningkatkan perubahan gaya hidup ke arah yang lebih sehat. Sebuah Rukun Warga (RW) di Penjaringan dibina dalam program komprehensif BERANI (BERsama melawaN hipertensI) yang mengikutsertakan puskesmas, kader kesehatan, akademisi dan keluarga penderita hipertensi. Sebanyak 178 rumah tangga dengan penderita hipertensi dari 631 rumah tangga terdaftar setuju mengikuti kegiatan program. Selain itu, rumah tangga tanpa penderita hipertensi (n=453) juga difasilitasi dalam kegiatan skrining Penyakit Tidak Menular (PTM) berkelanjutan untuk penduduk usia 15 tahun ke atas melalui pos pelayanan terpadu. Monitoring tekanan darah, keteraturan pengobatan, pencatatan aktivitas fisik dan evaluasi diet tinggi serat di lakukan oleh kader kesehatan pada keluarga hipertensi tiap bulannya. Setelah dua bulan berjalan, peningkatan monitoring tekanan darah, frekuensi makan sayur buah dan aktivitas fisik sesuai dengan target yang ditetapkan. Keteraturan pengobatan belum mencapai target meskipun peningkatan terjadi di bulan kedua. Peserta pos pemeriksaan terpadu sebagai pos skrining untuk rumah tangga tanpa hipertensi juga mencapai target bulanan yang telah ditetapkan. Dukungan kepala wilayah, kader kesehatan dan pusat kesehatan masyarakat setempat sangat bermakna dalam keberhasilan program. Pendekatan keluarga efektif dalam meningkatkan monitoring tekanan darah penderita, mendukung keteraturan berobat serta meningkatkan pola hidup yang lebih sehat.

References

BeLue, R. (2017). The role of family in non-communicable disease prevention in Sub-Saharan Africa. Global Health Promotion, 24(3), 71–74.

Benetos, A., Petrovic, M., & Strandberg, T. (2019). Hypertension management in older and frail older patients. Circulation Research, 124(7), 1045–1060.

Burnier, M., Santschi, V., Favrat, B., & Brunner, H. R. (2003). Monitoring compliance in resistant hypertension: An important step in patient management. Journal of Hypertension, 21, S37–S42.

Chia, Y.-C., Buranakitjaroen, P., Chen, C.-H., Divinagracia, R., Hoshide, S., Park, S., Shin, J., Siddique, S., Sison, J., & Soenarta, A. A. (2017). Current status of home blood pressure monitoring in Asia: Statement from the HOPE Asia Network. The Journal of Clinical Hypertension, 19(11), 1192–1201.

Chun, K. H. (2020). 2272-PUB: Association between Hypertension and Diabetes Medication Compliance and Complications in Korea. Am Diabetes Assoc.

Cramer, J. A., Benedict, A., Muszbek, N., Keskinaslan, A., & Khan, Z. M. (2008). The significance of compliance and persistence in the treatment of diabetes, hypertension and dyslipidaemia: A review. International Journal of Clinical Practice, 62(1), 76–87.

Intarakamhang, U., & Macaskill, A. (2018). Multi-group causal model of health literacy and behaviors on family well-being among Thai adults at risk of non-communicable diseases (NCDs). Journal of Research in Health Sciences, 18(4).

Jan, S., Laba, T.-L., Essue, B. M., Gheorghe, A., Muhunthan, J., Engelgau, M., Mahal, A., Griffiths, U., McIntyre, D., & Meng, Q. (2018). Action to address the household economic burden of non-communicable diseases. The Lancet, 391(10134), 2047–2058.

Jonkman, L. J., Tsuchihashi, K., Liu, E., Lates, J., Niaz, Q., & Rennie, T. (2020). Patient experiences in managing non-communicable diseases in Namibia. Research in Social and Administrative Pharmacy.

Kemenkes, R. I. (2012). Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM). Jakarta. Diunduh Dari Http://Www. Pptm. Depkes. Go. Id/Cms/Frontend/Ebook/JUKNIS_REVISI. Pdf.

Kronish, I. M., Kent, S., Moise, N., Shimbo, D., Safford, M. M., Kynerd, R. E., O'Beirne, R., Sullivan, A., & Muntner, P. (2017). Barriers to conducting ambulatory and home blood pressure monitoring during hypertension screening in the United States. Journal of the American Society of Hypertension, 11(9), 573–580.

Kurniawan, R. (2019). Profil kesehatan Indonesia tahun 2018. Kementerian Kesehatan RI.

Mahmoodabad, S. S. M., Dashti, S., Salehi-Abargouei, A., Fallahzadeh, H., & Soltani, M. H. (2019). The rate of compliance of prehypertension individuals from dietary approaches to stop hypertension (DASH): An application of the theory of planned behavior. Annals of Medical and Health Sciences Research, 9(1).

Marha, D. A., Fatah, M. Z., & Winarko, W. (2020). The Role of Health Workers and Community Leaders in Dengue Fever Prevention. Jurnal Promkes: The Indonesian Journal of Health Promotion and Health Education, 8(2), 173–182.

Myroniuk, T. W., & Payne, C. F. (2019). The Longitudinal Dynamics of Household Composition and Wealth in Rural Malawi. Journal of Comparative Family Studies, 50(3), 242–260.

Organization, W. H. (2016). Global NCD target: Reduce premature deaths from NCDs. World Health Organization.

Organization, W. H. (2018). Non-communicable diseases country profiles 2018.

Schmidt, N. E., Steffen, A., & Meuser, T. M. (2020). Impairment for medication management in older adults: Validity of a family report measure. Clinical Gerontologist, 43(3), 350–362.

Sinha, D. N. (2017). Outcome of the World NCD Congress 2017. International Journal of Noncommunicable Diseases, 2(4), 91.

Skog, F. (2016). The impact of family composition on adult earnings [PhD Thesis]. Umeaa University.

Stringhini, S., & Bovet, P. (2017). Socioeconomic status and risk factors for non-communicable diseases in low-income and lower-middle-income countries. The Lancet Global Health, 5(3), e230–e231.

Sudharma, N., & Kusumaratna, R. (2016). Factors influence the utilization of community participation (POSBINDU). OIDA International Journal of Sustainable Development, 9(03), 77–88.

Villalva, C. M., Alvarez-Muiño, X. L. L., Mondelo, T. G., Fachado, A. A., & Fernández, J. C. (2016). Adherence to treatment in hypertension. In Hypertension: From basic research to clinical practice (pp. 129–147). Springer.

Williams, J., Allen, L., Wickramasinghe, K., Mikkelsen, B., Roberts, N., & Townsend, N. (2018). A systematic review of associations between non-communicable diseases and socioeconomic status within low-and lower-middle-income countries. Journal of Global Health, 8(2).

Wu, W., Stephens, M., Du, M., & Wang, B. (2019). Homeownership, family composition and subjective wellbeing. Cities, 84, 46–55.

Zyczynski, T. M., & Coyne, K. S. (2000). Hypertension and current issues in compliance and patient outcomes. Current Hypertension Reports, 2(6), 510–514.

Downloads

Published

2023-01-31

How to Cite

Astiarani, Y., Kurniawan, F., Wiraharja, R. S., & Fitriah, N. (2023). PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI BERBASIS KELUARGA DI PENJARINGAN, JAKARTA UTARA. Mitramas: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan Masyarakat, 1(1), 38–47. https://doi.org/10.25170/mitramas.v1i1.3892

Issue

Section

Articles
Abstract views: 1918 | PDF downloads: 1320