Jurnal Perkotaan

Selamat datang di Jurnal Perkotaan Edisi Juni 2025. Pada edisi kali ini, Jurnal Perkotaan mengangkat tema "Dinamika Mobilitas, Kesehatan, dan Tata Ruang di Kota-Kota Asia Tenggara".   Perkembangan kawasan perkotaan di Indonesia dan Asia Tenggara menghadirkan dinamika yang semakin kompleks — baik dalam hal mobilitas, tata kelola lingkungan, maupun aspek kesehatan masyarakat. Kota bukan lagi sekadar ruang fisik tempat manusia bermukim dan beraktivitas, melainkan sistem hidup yang saling terhubung, di mana keputusan kebijakan, perilaku masyarakat, dan inovasi teknologi saling memengaruhi.   Edisi kali ini berfokus pada tantangan dan peluang pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, dengan menyoroti berbagai isu strategis mulai dari transportasi publik, kesehatan masyarakat perkotaan, hingga tata ruang dan energi terbarukan.   Artikel pertama, “Analysis of Commuting Time and Health Impact in Jakarta Metropolitan Area: A Comparative Review,” mengupas hubungan antara durasi perjalanan harian dan kesehatan penduduk di kawasan megapolitan Jakarta. Kajian ini menegaskan bahwa isu mobilitas tidak hanya berdampak pada efisiensi ekonomi, tetapi juga pada kualitas hidup dan kesejahteraan warga kota.   Artikel kedua, “Rasionalitas Pengguna Layanan Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta, Batik Trans Solo, dan Transjogja Pada Pilihan Transportasi Publik,” menyajikan perspektif perilaku pengguna transportasi publik di tiga kota besar di Indonesia. Melalui pendekatan rasionalitas pengguna, penelitian ini memperkaya pemahaman kita tentang faktor-faktor yang memengaruhi pilihan transportasi dalam konteks urban.   Dari ranah internasional, artikel “Analisis Kinerja Angkutan Umum Penumpang dan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) di Kota Dili, Timor Leste (Studi Kasus Trayek 09)” menawarkan pembelajaran berharga mengenai efisiensi layanan transportasi di kota berkembang. Kajian ini memperlihatkan tantangan yang dihadapi kota-kota kecil dalam meningkatkan kinerja sistem angkutan umum yang efisien dan berkeadilan.   Isu kesehatan perkotaan juga mendapat perhatian khusus melalui artikel “Chitosan and Red Ginger Extract Patches for Diabetic Foot Ulcers: An Alternative for Urban Healthcare Challenges.” Penelitian ini menunjukkan potensi inovasi material biomedis dalam menjawab masalah kesehatan kronis yang banyak dihadapi masyarakat urban, terutama pada kelompok rentan.   Akhirnya, artikel “Spatial Planning Politics in Determining the Location for the Construction of a Waste-To-Energy Power Plant (PLTSa) in Makassar City, Indonesia” mengungkap dinamika politik tata ruang dalam konteks pembangunan infrastruktur energi terbarukan. Kajian ini menyoroti pentingnya integrasi antara kebijakan lingkungan, partisipasi publik, dan kepentingan ekonomi dalam proses perencanaan kota.   Melalui kelima artikel ini, kami berharap pembaca mendapatkan wawasan baru mengenai interkoneksi antara mobilitas, kesehatan, dan tata ruang yang membentuk wajah kota-kota kita saat ini dan di masa depan. Edisi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa keberlanjutan kota tidak hanya bergantung pada kebijakan dan teknologi, tetapi juga pada kesadaran kolektif untuk membangun ruang hidup yang lebih manusiawi dan berdaya tahan.   Selamat membaca, semoga edisi ini memberikan inspirasi dan kontribusi berarti bagi para peneliti, perencana kota, pembuat kebijakan, dan masyarakat luas yang peduli pada masa depan perkotaan yang lebih baik.