PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN AKADEMIK PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DOI:
https://doi.org/10.25170/psikoedukasi.v23i1.6999Kata Kunci:
Pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik berkebutuhan khusus, perkembangan akademikAbstrak
Peserta didik berkebutuhan khusus merupakan terminologi untuk peserta didik yang mempunyai hambatan atau keterbatasan, baik hambatan atau keterbatasan dalam sensoris atau inderawi, intelektual, fisik maupun sosial emosional, yang mempengaruhi proses tumbuh kembangnya sehingga membutuhkan layanan pendampingan pendidikan secara khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan seperti pembentukan identitas diri, penguatan hubungan sosial, serta pengembangan kemandirian dan kemampuan akademik. Namun, pendekatan pembelajaran yang seragam sering kali tidak mampu menjawab kebutuhan belajar yang beragam, sehingga berdampak pada kurang optimalnya pencapaian tugas perkembangan peserta didik berkebutuhan khusus. Dalam konteks Kurikulum Merdeka yang dinamai Kurikulum Nasional, pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu solusi yang adaptif dan responsif terhadap keragaman tersebut. Artikel ini membahas implementasi pembelajaran berdiferensiasi sebagai strategi untuk mendukung pencapaian tugas perkembangan peserta didik berkebutuhan khusus secara khusus untuk membantu meningkatkan perkembangan kognitifnya sehingga kompetensi akademiknya berkembang melalui efektivitas pembelajaran. Berdasarkan kajian teori dan data lima temuan penelitian empiris terkini, pembelajaran berdiferensiasi terbukti mampu meningkatkan hasil belajar, rasa percaya diri, kemandirian belajar, partisipasi aktif dalam pembelajaran berbasis proyek, serta menciptakan iklim kelas yang positif dan inklusif. Oleh karena itu, strategi ini perlu diintegrasikan secara sistematis dalam praktik pembelajaran guna mendukung tumbuh kembang peserta didik berkebutuhan khusus secara holistik.
Referensi
Hallahan, D. P., & Kauffman, J. M. (2006). Exceptional Learners: Introduction to Special Education. Boston: Pearson Education.
Hurlock, E. B. (2020). Developmental Psychology: A Life-Span Approach. Jakarta: Erlangga.
Indrayani, R., Susanto, A., & Nurhadi, M. (2022). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Indonesia, 11(2), 105– 115.
Kemendikbudristek. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemdikbud.
Kirk, S. A., Gallagher, J. J., & Anastasiow, N. J. (2009). Educating Exceptional Children. Belmont, CA: Wadsworth.
Kusumawardani, D., & Puspitasari, E. (2023). Diferensiasi Pembelajaran sebagai Strategi Inklusif. Jurnal Inovasi Pendidikan, 8(1), 45–56.
Lestari, N., & Wibowo, A. (2023). Pengaruh Pembelajaran Berdiferensiasi terhadap Rasa Percaya Diri Siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan, 7(3), 231–240.
Mulyono. (2011). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Prasetyo, R., Utami, D., & Hamid, S. (2023). Kemandirian Belajar dalam Pembelajaran Berdiferensiasi. Jurnal Evaluasi Pendidikan, 6(2), 190–202.
Republik Indonesia. (2016). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Jakarta: Sekretariat Negara.
Santrock, J. W. (2019). Adolescence (16th ed.). New York: McGraw-Hill Education.
Sari, D. K., & Nugroho, B. (2021). Efektivitas Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Proyek P5. Jurnal Kurikulum dan Pembelajaran, 10(4), 112–123.
Sunardi, et al. (2011). Pendidikan Inklusif. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional.
Tomlinson, C. A. (2017). How to Differentiate Instruction in Academically Diverse Classrooms (3rd ed.). Alexandria, VA: ASCD.
Yuliani, L., & Setiawan, A. (2024). Iklim Belajar Positif melalui Diferensiasi Pembelajaran. Jurnal Pendidikan dan Inovasi, 9(1), 66–75.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in Society: The Development of Higher Psychological Processes. Cambridge: Harvard University Press.