FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA BASIS DALAM MERDEKA BELAJAR UNTUK MENCETAK MANUSIA INDONESIA BERKARAKTER

Penulis

  • Bambang Nugroho UNIVERSITAS KATOLIK ATMA JAYA JAKARTA

DOI:

https://doi.org/10.25170/psikoedukasi.v21i1.4374

Kata Kunci:

filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Merdeka Belajar, manusia berkarakter

Abstrak

Melalui pemikirannya, Ki Hajar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan, yang berarti bahwa manusia diberi kebebasan untuk mengembangkan dan mengatur kehidupannya  sesuai dengan kemampuan dan talentanya. Seorang  peserta didik harus memiliki jiwa merdeka yang berarti merdeka secara lahir dan batin. Ki Hadjar Dewantara mengistilahkan dengan  sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada peserta didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya. Berdasarkan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut,  sistem pendidikan di Indonesia mengusung filosofi  Merdeka Belajar sebagai landasan dalam tatakelola Pendidikan Nasional. Kurikulum Merdeka sebagai salah satu bentuk dari implementasi filosofi Merdeka Belajar  sangat memberikan peluang bagi perserta didik maupun para pendidik untuk mengembangkan talenta dan kemampuan masing-masing sesuai dengan karakter, kecerdasan dan situasi kondisi peserta didik tersebut. Ruang Pendidikan karakter diberikan tempat yang seluas-luasnya untuk merawat, mengembangkan dan memupuk nilai-nilai kemanusiaan  untuk menjadi pribadi yang semakin bermartabat, semakin menjadi manusia cerdas sekaligus berbudi luhur sehingga mampu beradaptasi dengan kemajuan jaman berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai identitas manusia Indonesia yang berkarakter. Dalam filosofi  Merdeka Belajar  terjadi pergeseran paradigma  pendidikan yang memungkinkan terjadinya transformasi pendidikan untuk menjaga eksistensi martabat manusia  berkembang menjadi seorang pribadi yang utuh, sehingga akan terbentuklah karakter  kuat yang menentukan identitas suatu bangsa.

Referensi

Ainia, D. K,. (2020). Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol 3 No 3.

Daga. A.T (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7 (3), 1075–1090.

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.

Dewantara, Ki Hadjar. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika.

Dewantara, Ki Hadjar. (2011). Bagian Pertama Pendidikan.Yogyakarta: Majelis Luhur Pesatuan.

Dwiarso, P. (2010). Napak Tilas Ajaran Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: Majelis Luhur Pesatuan.

Haidar, M. (2015). “Sang Guru”. Novel Ki Hajar Dewantara, Kehidupan, Pemikiran, Perjuangan Pendirian Taman Siswa, 1889-1959. Yogyakarta: M. Kahfi.

Hendrizal. (2020). Mengulas Identitas Nasional Bangsa Indonesia Terkini. Jurnal PPKn & Hukum, Vol. 15 No. 1.

Mardhiyah, R. H., Aldriani, S. N. F., Chitta, F., & Zulfikar, M. R. (2021). Pentingnya Keterampilan Belajar di Abad 21 sebagai Tuntutan dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia. Lectura: Jurnal Pendidikan, 12(1), 29–40. https://doi.org/10.31849/lectura.v12i1.5813

Media Indonesia. (18 Desember 2019). Merdeka Belajar Menuju Pendidikan Ideal. Diakses dari https://mediaindonesia.com/read/detail/278427-merdeka-belajar-menuju- pendidikan ideal.

Mudana, I Gusti Agung Made Gede. (2019). Membangun Karakter dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Jurnal Filsafat Indonesia, Vol. 2 No. 2, h.75-81.

Nauly, M., Irmawati, Purba, R. M., Fauzia, R. (2022). Dinamika Identitas Etnis Dan Identitas Nasional Dalam Proses Menjadi Orang Indonesia: Studi Pada Etnis Batak. Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology, 9(2), 305-331.

Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor: 59/sipers/A6/II/2022

Sekretariat GTK. (25 November 2019). Mengenal Konsep Merdeka Belajar dan Guru Penggerak. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diakses dari https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-konsepm erdeka-belajar-dan-guru-penggerak.

Sugiarta, I.M., Mardana, I.B.P, Adiarta, A., Artanayasa, I.W. (2019). Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (Tokoh Timur). Jurnal Filsafat Indonesia. Vol 2 No 3, h. 124-136.

Saptono. ( 2017). Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Dan Kecerdasan Emosional Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X di SMA Negeri 89 Jakarta. Econosains Jurnal Online Ekonomi Dan Pendidikan, 14(1), 105–112. https://doi.org/10.21009/econosains.0141.08.

Tomlinson, C.A. (2001). How to differentiated Instruction in Mixed-Ability Classrooms. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

UNESCO, Education For All Global Monitoring Report Team Analysis 2013, (Perancis: UNESCO,2014), p.69. 7 OECD, The Programme for International Student Assessment, (http://www.pisa.oecd.org), diakses pada tanggal 1 Desember 2022 pukul 20.38.

Widodo, B.. (2017). Biografi: Dari Suwardi Suryaningrat Sampai Ki Hadjar Dewantara. Jakarta: Makalah Seminar “Perjuangan Ki Hadjar Dewantara dari Politik ke Pendidikan.”

Diterbitkan

2023-05-31

Terbitan

Bagian

Articles
Abstract views: 1735 | PDF downloads: 2567