STUDI KASUS KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KORBAN BULLYING
DOI:
https://doi.org/10.25170/psikoedukasi.v21i2.4960Kata Kunci:
kecerdasan emosional, siswa sekolah dasar, korban bullyingAbstrak
Kecerdasan emosional adalah kemampuan individu dalam memahami dan mengelola emosi dalam proses interaksi intrapersonal maupun interpersonal. Kecerdasan emosional ditunjukkan dari kemampuan individu dalam mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, dan mengenali emosi orang lain serta membina hubungan dengan orang lain. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai kecerdasan emosional siswa sebagai korban perundungan. Subjek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Kelas V yang berinisial SN, JN, dan NT. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan terhadap partisipan, kepala sekolah, dan pengasuh panti asuhan sebagai pengasuh partisipan di Panti Asuhan VP. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai perilaku partisipan dalam berinteraksi di lingkungan sekolah. Teknik analisis dilakukan melalui tahap menguji kebenaran data, mengkategorikan data sesuai dengan komponen dari kecerdasan emosional, dan menginterpretasikan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen kecerdasan emosional yang telah berkembang dengan baik di dalam diri siswa sebagai korban perundungan yakni komponen mengenali emosi diri dan komponen membina hubungan dengan orang lain. Adapun komponen mengelola emosi diri, memotivasi diri, dan mengenali emosi orang lain adalah komponen yang belum berkembang optimal pada siswa korban perundungan. Peneliti memberikan saran kepada kepala sekolah, wali kelas, dan guru BK dalam merancang kebijakan dalam usaha pencegahan dan penanganan perilaku perundungan untuk menurunkan frekuensi perilaku perundungan di lingkungan sekolah.
Referensi
Arif, F., & Wahyuni, S. (2017). Hubungan kelekatan pada ibu, ayah, dan teman sebaya dengan kecenderungan anak menjadi pelaku dan korban bullying. Jurnal Psikologi Ulayat, 4(2), 122-140.
Coloroso, Barbara. (terj). (2007). Stop Bullying: memutuskan rantai kekerasan anak dari prasekolah hingga SMU. Jakarta: Ikrar Mandiriaba.
Cowie & Jennifer. (2009). Penanganan kekerasan di sekolah: pendekatan lingkup sekolah untuk mencapai praktik terbaik. Jakarta: Gramedia.
Creswell, J. W. (2012). Educational research: Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research (Fourth). Boston: Pearson Education, Inc.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research design qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. (Fifth Edition). Los Angeles: Sage Publication.
Goleman, D. (2005). Kecerdasan Emosional: Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia.
Gottman & DeClaire. (1997). Kiat – kiat membesarkan anak yang memiliki kecerdasan emosional. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Gunarsa, S. (1990). Psikologi remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Hurlock. (1980). Psikologi perkembangan anak. Jakarta : PT Erlangga.
Jelita, N. S. D., Purnamasari, I., & Basyar, M.A.K. (2021). Dampak bullying terhadap kepercayaan diri anak. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 11(2), 232-240.
Kamus besar bahasa Indonesia. (1994 ). Pengertian Emosi. Jakarta: Balai Pustaka.
Martin, D, Anthony. (2003). Emotional quality management. Jakarta: HR Excellency.
Munawarah & Diana, R. R. (2022). Dampak bullying terhadap perkembangan sosial emosional anak usia dini (studi kasus) di Raudhatul Athfal Mawar Gayo. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 8(2), 15-32.
Nuryanti, L. (2008). Psikologi anak. Jakarta: Gramedia.
Sarwono, W Sarlito (2009). Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Sulisrudatin, N. (2018). Kasus bullying dalam kalangan pelajar (Suatu tinjauan kriminologi). Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 5(2).
Tobing, J. A. D. E., & Lestari, T. (2021). Pengaruh mental anak terhadap terjadinya peristiwa bullying. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1882-1889.
Unduhan
Diterbitkan
Versi
- 2023-12-01 (3)
- 2023-12-01 (2)
- 2023-10-31 (1)